Kekayaan tidak ada yang abadi. Entah karena apa, suatu waktu dapat kabar bahwa perusahaan Ko Tjeng tutup dan sekeluarga pindah ke Jakarta. Tinggal menumpang dirumah anaknya yang sudah menjadi  dokter. Saya sama sekali tidak mengikuti perkembangannya,tapi  beberapa tahun lalu, Ko Tjeng meninggal dan ditempatkan di rumah duka  sosial,karena ia sudah tidak lagi memiliki rumah dan tidak lagi tinggal bersama anaknya.
Terlahir miskin, sempat jadi kaya, sombong dan kemudian meninggal dalam kemiskinan. Satu lagi bukti ,bahwa Hukum Alam tidak pernah ingkar janji. Orang yang angkuh dan dalam hidupnya menyakiti orang lain,akan mati secara terhina.
Tetaplah Rendah Hati
Betapapun hebatnya pencapaian diri,tetaplah rendah hati. Jangan sampai terjerumus masuk kejurang keangkuhan diri dan merasa bahwa dengan segala yang kita miliki,tidak lagi membutuhkan orang lain.Menganggap ,bahwa semua bisa dibeli dengan uang. Kesombongan adalah ibarat orang yang menggali lubang untuk dirinya sendiri dan kelak akan terjebak kedalam lubang yang digalinya.
Rendah hati adalah ibarat orang berjalan ditanah datar.Hingga seandaikan suatu waktu tergelincir atau terjatuh,segera bisa bangun dan berdiri lagi.Sedangkan keangkuhan diri ,mengantarkan kita kepinggir tebing yang tinggi,Sekali jatuh,maka segala sesuatu akan berakhir
Kisah ini adalah kisah nyata, walaupun namanya diganti,tapi bila mau dianggap imaginasi juga tidak mengapa.Yang penting pesan moral didalamnya adalah,bila kita sukses atau kaya, maka bersyukurlah.Jangan sombong, apalagii sampai menyakiti hati orang.. Karena doa orang yang disakiti,akan dijawab oleh alam semesta.
Minggu, 26 Juni, 2016
Tjiptadinata Effendi