Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Jangan Menulis Kebohongan!

8 Juni 2016   18:24 Diperbarui: 8 Juni 2016   19:48 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bernafas Lega

Ketika pamitan, bu Rus menyalami kami berdua dihadapan istri,anak mantu kami dan berucap :” Luar biasa,ternyata apa yang pak Tjipta tuliskan di Kompasiana, semuanya benar “

Saya bernafas lega. Satu kalimat bersahaja,yang bagi orang lain,mungkin tidak ada artinya, tetapi bagi saya ,sangat besar artinya. Yakni sudah dikonfirmasi ,bahwa saya tidak menuliskan kebohongan.

Seandainya, bu Rus mengatakan bahwa apa yang saya tulis tidak benar, maka dimana dapat saya sembunyikan wajah saya?  Istri,anak mantu dan cucu cucu, sudah tidak akan percaya lagi ,akan apa yang saya jelaskan,kalau saya menuliskan sebuah kebohongan.

Seandainya ada keraguan, lebih baik kisah nyata kita masukkan ke fiksi, dari pada yang seharusnya  masuk ke kanal fiksi ,salah ditempatkan di kanal gaya hidup atau humaniora. Karena sekali salah penempatan, walaupun disusul dengan permohonan maaf, sudah tidak dapat mengubah apapun lagi.Ibarat anak panah lepas dari busurnya, tak ada lagi yang dapat mengejarnya

Menulis Biografi, Jangan Menuliskan Imaginasi

Ketika menuliskan  tentang biografi kita, jangan dicampur aduk dengan imaginasi . Harus ada sekat yang jelas dan tegas,yang membedakan antara menuliskan kisah nyata dan imaginasi. Hal ini untuk menjaga, seandainya ada orang yang melakukan cross check ,tentang apa yang kita tulis,maka kita tidak akan dipermalukan. Karena sekali menuliskan kebohongan,maka akan menjadi tugu kebohongan sepanjang hayat kita,bahkan setelah kita tiada, stigma sebagai :” Penulis Kebohongan “ akan terus terpateri pada nama kita.

Musim dingin, western Australia 8 Juni, 2016

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun