Sambil kembali tersenyum, Kimi menunjuk kelukisan yang tergantung didinding. Saya menengok ke dinding dan darah saya terkesiap.. lukisan itu kosong.. Hanya tinggal bingkainya saja… lukisannya sudah turun dan saat ini sedang berbicara pada saya.
Saya tidak tega membangunkan istri saya, karena kuatir akan sangat kaget menyaksikan kejadian yang tidak masuk akal ini.
“Grandpa… could you please bring me back to my home?” pinta Kimi dengan wajah memelas
“Where are your home Kimi?” tanya saya semakin bingung.
“The place that both of you had been there ,Alaska ,Grandpa…” Jawab Kimi dengan mata memohon
Saya semakin merinding. Bulu tengkuk saya serasa berdiri semuanya. Mungkinkah saat ini saya sedang berada dialam gaib? Ataukah……. Tidak berani saya melanjutkan pikiran saya yang menerawang..
“Is that too far for you to Alaska Grandpa?” desak Kimi secara halus
“ yes, Kimi..of course it’s too far for me to bring you back to your home… I am very sorry for that Kimi….” Jawab saya mengambang, Karena dalam hati kecil, sesungguhnya saya tidak tega menolak permintaan gadis kecil ini…. Namun, saya ingat, tidak mungkin meninggalkan istri saya,untuk terbang ke Alaska bersama gadis kecil ini. Entah dimana rumahnya di Alaska sana.
Sembari heran, koq Kimi tahu, bahwa kami pernah ke Alaska? Darimana ia bisa tahu? Seakan dapat membaca keraguan hati saya dan melanjutkan:” Grandpa… or maybe you can bring me back to Warilla,where do you found me?”
“Sure ..sure… Kimi, to-morrow well bring you back to your home in Warrilla” ,so go to sleep now,, okay..?” kata saya dalam kebimbangan hati
Kimi mengangguk puas dengan senyum manis dan berbalik belakang…dalam hitungan detik Kimi sudah kembali kedalam lukisan. Dan saya menengok berkali kali ,memang lukisan yang tadinya tinggal bingkainya saja, kini sudah lengkap kembali menjadi lukisan gadis kecil Indian.