Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagi Kita Tidak Berharga, tapi Bagi Orang Lain Mungkin Sebuah Impian

8 Januari 2016   12:23 Diperbarui: 8 Januari 2016   14:56 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku Buku Bacaan Bekas

Di rak yang menempel didingin, ada puluhan buku bacaan bekas,yang sudah tidak lagi dibaca. Awalnya dulu mau membangun perpustaan pribadi di apartemen, namun karena kami jarang berada di apartemen, maka niat tersebut berlalu tanpa terwujud, tapi puluhan buku sudah terlanjur terkumpul.

Sebagian dari buku ini ,saya packing dan dikirimkan ke Padang, kepada salah seorang teman saya yang berniat membangun perpustakaan untuk bacaan orang kampung.. 25 judul buku sudah terkirim dan ternyata diterima dengan sangat berbesar hati.

“ Alhamdulilah, buku sudah diterima dengan baik,Terima kasih pak,dengan modal 25 buku ini dan ditambah dengan belasan buku yang ada pada saya, sebuah perpustakaan mini sudah bisa saya buka dirumah. Anak anak tetangga sekarang rajin bertandang ,untuk baca baca..Saya tidak pungut biaya apapun, Setidaknya dengan jalan begini,saya sudah ikut andil dalam membangun dan mendorong niat membaca dilingkungan RT dimana saya tinggal.Terima kasih tak terhingga” bunyi pesan dar Pak Darman ,teman saya di padang.

Sebuah Refleksi Diri

Hal hal kecil ini, telah membuka mata hati saya lebih dalam, bahwa apa yang bagi kita tidak ada artinya dan mungkin juga selama bertahun tahun, menjadi penghuni rak atau penghuni lemari, ternyata bagi orang lain, berubah menjadi sesuatu yang sangat berharga. Bahkan membantu mewujudkan harapan mereka.

Begitu juga dengan pakaian dan jas yang lebih dari selusin, mau kemana saya gunakan jas, sedangkan ke istana saja,cukup mengunakan batik?
Tapi selalu saya wanti wanti diri saya, bahwa niat untuk berbagi, harus diikuti dengan jalan yang arif dan bijak sehingga tidak membuat orang yang diberikan merasa terhina atau merasa dikecilkan.

Sumbangan untuk Pengungsi di Australia
Pakaian kami berdua,ada tiga lemari penuh di rumah putri kami. Lain lagi yang ada dirumah putra kami. Nah,mau digunakan ke mana pakaian sebanyak ini? Maka beberapa bulan lalu, kami bersihkan lemari pakaan dan memasukkan ke dalam dua kardus besar, untuk disumbangkan kepada para pengungsi dari berbagai negara. Kami berikan atas nama Kompasiana, Agar Kompasiana  dikenal secara lebih meluas di sini.

Isinya adalah lebih dari seratus potong pakaian baru dan bekas, yang diterima dengan baik oleh organinasi yang berlokasi di Hill Street Illawarra.-NSW

Mau jadi orang baik, ternyata tidak mudah. Harus belajar ilmu yang bernama” Ilmu membaca hati”, agar niat baik, jangan sampai jadi bumerang bagi diri kita.

Iluka, 8 Januari, 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun