Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagi Kita Tidak Berharga, tapi Bagi Orang Lain Mungkin Sebuah Impian

8 Januari 2016   12:23 Diperbarui: 8 Januari 2016   14:56 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

[/caption][caption caption="keterangan foto: dua kardus berisi pakaian baru dan bekas untuk pengungsi, yang kami sumbangkan atas nama Kompasiana di australia"]

Apa Yang Bagi Kita Tidak Penting, Bisa Jadi Bagi Orang Lain Adalah Sebuah Impian

“Maaf, Mas sudah punya HP?” tanya saya pada salah seorang petugas cleaning service di apartemen, di mana kami tinggal, di Kemayoran, Jakarta.

“Hmm belum, Pak. Boro boro beli HP, uang gajian untuk makan akan istri saya nggak cukup pak,” jawab Asep, yang berasal dari Garut dan sudah dua tahun bekerja di sini.

“Ini HP bekas mas, tapi masih bagus,” kata saya menyerahkan ketangannya HP Nokia yang dulu saya gunakan. Bagaikan tidak percaya akan penglihatan dan pendengarannya, Asep bertanya,” Sungguh ini untuk saya, Pak?”

“Ya benar Mas Asep” Jawab saya

Dengan tangan gemetaran Asep menerima HP bekas tersebut, yang padahal kalau dijual, paling laku cuma ratusan ribu rupiah. ”Alhamdulilah Ya Rabal Alamin… terima kasih …terima kasih, Pak. Sudah lama sekali saya impikan untuk membeli HP bekas, tapi tidak pernah kesampaian…” Kata Asep dengan mata berkaca kaca.

Sebuah Kejutan
Saya tersentak. Sebuah kejutan, begitu antusiasnya Asep menerima pemberian HP tersebut. Yang pada awalnya, jujur saya agak ragu, ketika mau memberikannya, karena siapa tahu maksud baik kita, bisa saja diterima dengan efek yang berbeda dan bahkan merasa terhina, karena yang diberikan hanya HP bekas.

Padahal dalam laci meja saya, masih ada 4 unit lagi HP bekas, yang tidak terpakai, namun raasa kekuatiran yang berlebihan, akan membuat orang merasa terhina, maka niat untuk membagikan HP bekas tersebut menjadi tertunda. Akibatnya semua HP bekas, tetap jadi penghuni laci meja saya selama beberapa tahun.

Dengan penerimaan yang begitu antusias dari Asep, mendorong saya untuk lebih berani membagikan barang barang bekas saya, termasuk beberapa jam tangan yang masih dalam keadaan baik, namun sudah model kuno. Ada beberapa yang baru,namun jam tangan souvenir yang saya beli di Hongkong dengan harga cuma beberapa puluh Hongkong Dollar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun