Jangan Mengharap Balas Budi
Jangan mengharap balas budi, dengan harapan bila kini kita berbuat kebaikan untuk menolong orang lain, maka kelak bila diperlukan, kita mengharapkan orang yang kita tolong akan membalas budi kepada kita. Karena bila hal ini dilakukan, maka kelak kita akan merasakan kekecewaan demi kekecewaan.
Lakukanlah kebaikan dan kemudian lupakanlah. Maka kita tidak akan kecewa, bila kelak orang yang kita tolong, bahkan mungkin sudah melupakan pertolongan kita.
Pengalaman Pribadi
Pernah saya menolong sahabat saya, sewaktu ia tidak mampu lagi membayar uang kuliah. Pada waktu itu saya sudah bekerja. Walaupun gaji saya tak seberapa, saya sangat ingin membantunya. Sehingga uang hasil kerja saya, sebagian saya sisihkan untuk sahabat saya , agar bisa membayarkan uang kuliahnya.
Walaupun akibatnya, selama tiga tahun saya membantu membayarkan uang sekolahnya, saya tidak pernah berbelanja untuk membeli pakaian,maupun keperluan lainnya,bila tidak sangat terpaksa.
Dibelakang hari,sahabat saya lulus dan dapat pekerjaan disalah satu hotel berbintang, Malahan baru setahun,sudah diangkat menjadi manager hotel
Suatu Waktu
Suatu waktu ,saya mengalami kecelakaan ,sewaktu sepeda motor reot saya tersenggol truk. Sehingga tidak dapat menjemput istri saya yang sedang kuliah di air tawar Padang. Pada waktu itu hujan turun dan kendaraan umum tak tampak . Bertepatan sahabat saya lewat dengan mobil. Dan ketika istri saya menyetopnya,untuk minta memumpang untuk menengok saya dirumah sakit. Namun ia hanya berhenti sesaat dan mengatakan: ”Aduh maaf, saya lagi buru buru dan terus meninggalkan istri saya dibawah siraman hujan”
Ketika istri saya menceritakan hal ini, tentu saya sangat sedih. Bukan karena menuntut balas budi,melainkan sebagai seorang sahabat, seharusnya ia tidak berlaku begitu terhadap istri saya.
Belakangan, kami kembali bertemu dengannya di hotel dimana ia bertugas, namun sikapnya seakan orang tidak saling kenal. Hanya menganggukkan kepala dan berkata: ”Hai”. Kemudian pura pura sibuk baca koran.
Ini hanya kisah kecil yang tak berarti,namun sekaligus pelajaran bagi saya, untuk memahami, bahwa orang yang pernah kita tolong, belum tentu akan mau menolong diri kita atau keluarga kita, di saat saat kita membutuhkan pertolongan.
Berbuatlah Kebaikan dan Lupakanlah
Sejak saat itu, saya mulai menata diri dan mengubah mindset saya. Apapun yang dapat saya lakukan untuk membantu orang lain, saya tidak pernah mengingatnya lagi.Sehingga saya terbebas dari cara berpikir yang keliru,bahwa orang yang hari ini kita tolong ,kelak bilamana kita perlukan, ia juga akan menolong kita.
Sebaliknya sekecil apapun pemberian yang saya terima ,senantiasa saya ingat dan saya catat dalam hati
Bahkan Surat surat yang ditujukan kepada saya, saya file kan dan akan dijadikan buku,sebagai rasa terima kasih.
Dengan jalan ini,maka selangkah demi selangkah,dapat menerima kenyataan ,bahwa menolong orang lain, belum tentu ,secara langsung juga sekaligus menolong diri.
Hingga tiba di suatu titik kulminasi,dimana kita menyadari ,bahwa memberi itu ternyata lebih membahagiakan, ketimbang menerima.
Membantu orang lain,tanpa mengharapkan apapun ,ternyata menghadirkan kelegaan dan kedamaian tanpa beban dalam perjalanan hidup kita
Yogyakarta, 24 Oktober, 2015
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H