Persahabatan Tulus Takkan Pupus Tergerus Waktu
Persahabatan yang didasari atas berbagai kepentingan, tak akan mampu bertahan lama Misalnya :
- Sahabat politik
- Sahabat dagang
- Sahabat dengan pejababat
- Sahabat karena ada sesuatu yang diharapkan
Keempat kategori “persahabatan “ ini, sesungguhnya hanyalah persabahatan semu atau persahabatan “ tipu tipu” atau saling menipu. Saling ketawa, bersalaman dan bahkan saling berpeluk pelukkan . Namun begitu salah satunya tidak lagi memberikan keuntungan atau tidak lagi memenuhi harapan, maka “persahabatan ini “ akan mencair,bagaikan mentega terjemur diteriknya matahari.
Inilah agaknya yang dinamakan persahabatan tipu tipuan. Karena tidak didasarkan atas ketulusan hati. Hanya berdasarkan kepentingan sesaat dan dikemas dalam segala kepura puraan.
Saya sudah melakoni semuanya dan merasakan betapa sebuah persahabatan tipu tipu ini, berakhir secara sadis dan menyakitkan. Sehingga ketemu di jalan ,tidak lagi bertegur sapa.
Kami bertemu pertama kali dengan P.Stradioto tahun 1967 di kota Padang dan saling berhubungan hingga tahun 1976. Kemudian masing masing sibuk dengan urusan kehidupan. Jarak dan waktu yang memisahkan, ternyata tak mampu mengerus jalinan persahabatan kami yang sudah terekat pekat.
Kedatangan kami berdua di sampaikan oleh adik kami kepada P.Stradioto yang tinggal di kota Roma. Kami janji bertemu di Vatican,karena mau diajak bertemu dengan keluarga dan ponakan ponaknnya ,sekalian diundang makan siang bersama.
Sesuai dengan jam yang dijanjikan ,yakni jam 12 .00 , kami bertemu didepan pintu gerbang Gereja Santu Petrus.. Disinilah saya melihat dan merasakan, bagaimana P.Stradioto menempatkan dirinya dalam persabahatan kami.
P.Stradioto lebih tua 10 tahun dari kami. Begitu ketemu,kami dipeluk sekuat kuatnya dengan wajah ceria dan mata berkaca kaca. :”Akhirnya kita bertemu kembali…Andre dan Helena….” .Hanya satu kalimat, tapi diucapkan dengan begitu mendalam ..
Inilah persahabatan yang tulus, yang tak tergerus oleh waktu Yang sudah merupakan suatu hal yang langkah dijaman kini.Kami diajak makan bersama dengan keluarganya. Selama dari detik pertama bertemu,hingga selesai makan malam ,pembicaraan kami berkisar sekitar nostalgia.
"Saya bersyukur diberikan kesempatan untuk tinggal di kota Padang selama sepuluh tahun. Persahabatan dan rasa kekeluargaan sungguh sungguh sangat tulus. Semoga kita masih dapat berjumpa lagi," kata Pastor Stradioto, sambil sekali lagi menyalami kami dengan mata berkaca kaca.
Sungguh sebuah persahabatan tulus, tak akan tergerus oleh perjalanan waktu. 29 tahun terpisah oleh jarak belasan ribu kilometer ,ternyata tak mampu melunturkan persahabatan kami Beda bangsa ,beda umur dan beda budaya, bukanlah halangan untuk menjadi sahabat baik.
Ditulis di kota Roma
Dipositngkan di Briatco, 29 Juli, 2015
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H