Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Napas Dolphin, Sorakan Turis, dan Kehidupan Nelayan

22 September 2019   17:27 Diperbarui: 22 September 2019   17:54 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Perahun Cadik Nelayan khas Bali yang dikenal juga dengan nama Jukung yang mempunyai lengan stabilizer disisi kanan dan kirinya.

Awalnya perahu ini di buat dari batang pohon yang dikeruk tengahnya dan diberi stabilizer terbuat dari bambu yang terhubing dengan perahunya dan dari jauh tampak seperti lengan kepiting.

Desain perahu nelayan saat ini menggunakan bahan fiberglass yang lebih ringan dan lengan pipa PVC.

Mesin meraung-raung memecah kesunyian pagi mengerakakan perahu dengan enam penumpang dan seorang pengemudi ketengah laut.

Berlayar sajauh satu mil laut ke lepas dan tak lama kemudian kita sudah mendapatkan keindahan pemandangan sunrise yang mengiringi perjalanan dari belakang.

Jauh ketengah sana, tampak kelompok perahu yang sama dengan bendera berkibar saling lomba berkejar-kejaran.

Tak lama kenudian perahu kami sudah berada diantara kerumunan puluhan perahu nelayan lain yang berisi ratusan turis asing.

Setiap kali rombongan dolphin muncul ke permukaan untuk menarik nafas keudara, terdengarlah teriakan para turis yang bersorak gembira dan nelayan berebut mengarahkan perahu motornya ke arah kelompok lumba-lumba tersebut.

Setiap kelompok terdiri dari lima ekor lumba-lumba, setelah lima kali lompatan akan kembali menghilang kedalam laut dan setelah itu akan muncul lagi disisi yang lain kelompok lumba-lumba dipermukaan dan perahupun diarahkan kesisinya. Inilah yang dimaksud berburu lumba-lumba atau dolphin hunting.

Salah seorang turis eropa yang bersama kami memutuskan untuk memakai Mask-Snorkelnya dan bergantungan pada tali yang disematkan pada lengan stabilizer perahu untuk bisa melihat dolphin yang berenang didalam laut.

Setelah beberapa saat, si bule kembali keperahu dan bercerita kalau ada puluhan dolphin yang berenang menari dibawah mengikuti arah perahu kita. Dia menyarankan kepada Bli Bruno pemilik kapal agar memasang tali hardnest agar turis lebih leluasa snorkling menikmati tarian rombongan dolphin didalam laut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun