Setelah keluar masuk gang diantara bangunan yang dilapisi dinding terbuat dari lumpur, akhirnya kami menemui "Vali Traditional Hotel", nama hotel yang harus diingat karena disinilah banyak keajaiban dimulai.
Berbeda pada bangunan rumah pada umumnya yang dibangun menjulang atau bertingkat ke atas, di Yazd ini bangunan menjulang ke bawah. Kami dibawa dua lantai kebawah menuju tempat makan yang berupa bale-bale untuk duduk lesehan disusun mengelilingi sebuah kolam.
Untuk negeri beriklim gurun, sebuah kolam adalah ungkapan kemewahan. Disinilah menu utama yang dipesan tersajikan tentunya tidak jauh dari nasi dan ayam sesuai selera nusantara.
Ternyata restoran ini bukanlah bagian terbawah dari bangunan, ketika menuju toilet atau dapurnya kita akan turun satu lantai lagi. Ketika selesai makan, pemilik hotel menawarkan apakah kami berminat melihat-lihat ruang bawah.
Turun lagi ke mbawah sekitar tiga lantai dan setiap lantainya berisi ruangan untuk bersantai atau ngadem dimusim panas dan akhirnya lantai dasar berupa ruang duduk yang ditengahnya mengalir air yang jernih. Ditengah-tengah ruangan terlihat sinar matahari menerobos masuk melalui menara penangkap angin.
Kalau kita sedikit ingin tahu, kira-kira dari mana air itu mengalir dan kemana air itu mengalir. Ternyata sistim pendingin alam ini juga termasuk teknologi terkemuka temuan Persia sejak jaman kerajaan Archaemenid pada 7 abad sebelum masehi dan dicatat oleh UNESCO sebagai peninggalan sejarah.
Kalau di Bali kita mengenal istilah "Subak" sebagai sistim irigasi sawah bertingkat dan di bumi Persia ini mereka mengenal sistim irigasi "Qanat" yang mengairi rumah-rumah dan bangunan dari sumber air sejauh 6 km yang digali menembus bukit batu dengan lebar 1 meter persegi.
Di Iran ada tercatat 363.000 Qanat yang tersebar keseluruh negeri yang kalau ditotal panjangnya sebanyak 9 kali lebih panjang equator bumi atau hampir sama panjang jarak dari bumi ke bulan. Sumur Qanat terdalam adalah 300 meter di Gonabad provinsi Khorasan dan bisa dibandingkan dengan dalamnya Danau Toba yang 400 meter.
Wind-Cathers dan Qanat merupakan teknologi temuan Persia yang menjadi saksi kemajuannya dimasa lalu. Jika saja perjalanan ini hanya menyaksikan teknologi tinggi ini mungkin sudah melebihi dari yang diharapkan. Sebelum melanjutkan perjalanan ke kota berikutnya, kami bermaksud mampir ke Zoroaster Fire Temple tempat agama utama Persia terdahulu, agamanya sahabat Salman al Farisi ra.
Yazd dari dulu adalah tempat berkembangnya berbagai agama. Kabarnya banyak Yahudi di Israel seperti Ariel Sharon juga berasal dari Yazd. Yazd berarti kota suci dalam agama Zoroaster yang sudah berkembang seribu lima tahun sebelum masehi dan menjadi agama utama kerajaan-kerajaan di Persia secara turun temurun.
Orang-orang Eropa menyebut agama Zoroaster dengan Zarathustra. Philosof Jerman Fredrich Nietsche sangat terinspirasi dengan agama ini dan menggunakanya sebagai kritiknya kepada agamawan yang memanfaatkan agama untuk kepentingan politik pada saat itu dengan menulis novel dengan judul "Also Sprach Zarathustra" yang berarti maka berbicaralah Zarathustra.