Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berkendara di Iran

5 September 2018   11:24 Diperbarui: 5 September 2018   12:06 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ritual mudik lebaran merupakan agenda tahunan yang menarik dan menggairahkan ditanah air, namun pada tahun ini ritual mudik lebaran akan dimanfaatkan untuk eksplorasi kebudayaan di Republik Islam Iran suatu negara berdasarkan syariah.

Jauh-jauh hari sebelum hari H, berbagai perencanaan dipersiapkan mulai pengurusan visa, tiket, rencana perjalanan dan pakaian musim panas dan daerah gurun pasir sampai perlengkapan dipuncak gunung dengan salju abadi. Hanya saja kami tidak mendapatkan persyaratan untuk menggunakan asuransi kesehatan dan pihak asuransi umumnya juga tidak mencovernya.

Untuk backpacker-traveler mengunakan penerbangan murah merupakan pilihan utama, walaupun pesawat tidak menyediakan inflight-entertainment namun tetap menyediakan makanan bergizi selama penerbangan transit dengan "Mahan-Air" dari Malaysia ke Tehran dan Mashhad.

Perjalanan ini terbagi menjadi dua sesi, pertama merupakan bagian ritual dan ziarah dan sesi kedua merupakan perjalanan wisata dan budaya yang merupakan tema artikel ini.

Pada perencanaan awal sejak ditanah air, rute perjalanan kami adalah meengunjungi tempat-tempat bersejarah di Syiraz, Yazd, Isfahan dan Tehran dengan menggunakan kombinasi chartered-Taxi untuk perjalanan dalam kota dan dilanjutkan dengan bus malam untuk perjalanan dalam kota.

Dari Mashhad kami mendarat di Syiraz International Airport tepat pada pukul dua belas siang dan begitu terasa uap panas dan suasana gurun yang menyambut musim panas diawal bulan Juni. Sebenarnya dari airport ke pusat kota kita bisa menggunakan metro/kereta api bawah tanah karena hampir disemua kota besar Iran sudah dibangun kereta api bawah tanah layaknya kota-kota dinegara maju walaupun perekonomian mereka dalam tekanan dan embargo dunia.

Namun kami membatalkan rencana awal, karena mata kami tertuju pada booth "Europcar". Rupanya sejak perjanjian pengawasan nuklir tahun 2015, investasi asing mulai membanjiri Iran, termasuk fasilitas sewa mobil ini. Kami memutuskan untuk menggunakan rent-car untuk perjalanan selama empat hari dan menempuh jarak sekitar 1500 km. Untuk perjalanan yang jauh, lebih nyaman menggunakan kendaraan 9 seater, namun saat itu hanya tersedia jenis sedan mungil 5 seater 1600AT.

Merupakan pengalaman yang excited tapi mendebarkan ketika pertama kali berkendara dijalanan di Iran, bukan saja karena mereka menggunakan stir-kiri tetapi sebagian besar road-sign menggunakan bahasa Parsi dan sedikit dalam bahasa Inggris.

Sayangnya mobil ini tidak dilengkapi dengan GPS dan aplikasi Google-map dari selfphone beroperasi secara silent tanpa suara dan terkadang blank-spot pada titik-titik tertentu. Salah satu pemandu perjalanan yang efektif adalah aplikasi "Waze" yang berjalan baik di android. Untuk pengguna Iphone sebaiknya mendownload aplikasi yang diperlukan sebelum masuk ke Iran karena pemblokiran/boikot oleh pemerintah atau produsen perangkat/sofware aplikasi, termasuk aplikasi APN yang dibutuhkan untuk menjalankan FB.

Tujuan pertama di kota Syiraz adalah makam Hafez, seorang penulis puisi Iran abad ke 13 yang sangat dikagumi dunia. Perjalanan wisata budaya ini menjadi sangat penting karena Iran atau dulu disebut Parsi merupakan pusat kebudayaan dunia sejak awal peradaban dan sekarang kita sedang menjadi saksinya bagaimana mereka sedang menggapai ketinggian puncak peradaban diatas bangsa-bangsa dunia. Bapak kedokteran dunia yang terkenal Ibnu Sina atau Avecia juga merupakan bangsa Persia dari Hamedan. Saat ini ketinggian teknologi Iran melampaui teknologi Amerika, ketika mereka berhasil mendaratkan pesawat drone mata-mata Amerika dan sementara drone yang mereka terbangkan diatas Kapal Induk Amerika dan diatas Instalasi Nuklir Israel dapat melenggang dengan leluasa tanpa diketahui.

Hafez adalah nama pena dari Kwaja Sham uddin, namun orang memanggilnya dengan Hafez karena sejak kecilnya sudah hafiz atau hapal dengan ayat-ayat suci Al-Quran. Banyak puisinya menggambarkan mengenai ekstase atau mabuk dan kehilangsadaran terhadap minuman dari cawan anggur ketuhanan. Tentu bagi awam akan sulit mencerna makna-makna bahasa sufistik yang diramu dalam tarian dan musik.

Perjalanan selanjutnya adalah kearah utara sejauh 60 km keluar kota menuju tempat yang dinamakan Persepolis. Persepolis adalah asal kata dari Persia atau Parsa yang disebut atau dibaca oleh orang Yunani sebagai Persepolis.

Perjalanan antar kota di Iran umumnya menggunakan high-way atau jalan raya yang besar terdiri dari tiga lajur searah. Untuk arah berlawanan berjarak 60 meter dari jalur ketiga, mungkin karena tanah gurun dan relatif murah, maka pembangunan jalan raya hampir tidak terkendala dengan masalah biaya tanah.

Namun kita harus selalu berhati-hati karena dalam beberapa titik akan muncul lajur keempat di jalur cepat yang merupakan interaksi/perpindahan dari kendaraan yang berlawanan untuk berbalik arah.

Dengan kondisi jalan yang lengang, kendaraan dapat dipacu sampai 150 km/jam lebih, oleh karena itu car-rent officer mengingatkan bahwa asuransi perusahan tidak meng-cover kecelakan pada kecepatan tersebut. Mereka menyarankan untuk menggunakan kecepatan 100km/jam, dan peraturan dijalan raya menyatakan jalur satu untuk truk dengan kecepatan 100km/jam dan jalur dua untuk bus dan kendaraan pribadi dengan kecepatan 110 km/jam. Ternyata pada titik-titik tertentu ada rambu speeding, dan didepannya ada kamera yang mengukur kecepatan yang dipersyaratkan.

Sesampainya di Persepolis, yang merupakan pusat peribadatan kerajaan Achaemenid terletak dikaki bukit batu yang kering. Bangunan bersejarah berteknologi ini merupakan puncak kebudayaan Parsi pada zamannya. Jika di Indonesia kita mengenal Candi Borobudur yang dibangun tahun 800 Masehi, dan Persepolis ini di bangun oleh Raja Darius pada 500 tahun sebelum masehi.

Kalau di Indonesia secara kebudayan puncak tradisi ritual masayarakat terjadi pada saat mudik lebaran, maka di Iran puncak tradisi masyarakat terjadi pada tahun baru persia yang disebut Nowruz yang jatuh pada tanggal 21 Maret setiap tahunnya pada saat peralihan dari musim dingin ke musim semi.

Istana Persepolis ini adalah bangunan yang khusus dibangun untuk acara-acara tradisi ritual Nowruz, dan karena luasnya kekuasaan kerajaan persia pada zaman itu, maka dibangunlah Gerbang Bangsa-bangsa (Gate of All Nations) untuk menyambut raja-raja dari belahan dunia.

Uniknya pada maket Gerbang Bangsa-bangsa ini ditengahnya terpampang Simbol Zoroaster yang mengambarkan seorang pendeta memegang cincin besar dengan sayap dikanan-kiri serta bulu ekor yang menjuntai kebawah dengan berbagai makna. Ajaran Zoroaster yang sudah berkembang sejak seribu lima ratus tahun sebelum masehi, sepertinya menjadi dasar dan keyakinan agama kerajaan saat itu.

Beberapa hal yang menjadi kebanggaan mereka dari relief dinding bangunan Persepolis ini adalah bangunan ini dikerjakan tidak hanya oleh kaum pria melainkan juga oleh kaum wanita dan semua pekerja itu diberikan upah bukan sebagai buruh kerja paksa. Namun sayang, bangunan ini hancur dan dibakar oleh Raja Alexander the Great dari Yunani pada 350 tahun sebelum masehi dan merupakan pembalasan atas penaklukan seratus lima puluh tahun sebelumnya oleh Raja Darius.

Perjalanan selanjutnya menuju Yazd, kota dengan berciri gurun pasir dan memiliki wisata berpetualang dan berseluncur dengan mobil digurun.

Jarak tempuh antara Syiraz dan Yazd sekitar 350 km dan kami meninggalkan Persepolis sekitar jam 6 sore, suasana summer menyebabkan matahari masih bersinar terang. Perjalanan di dominasi truk-truk kontainer antar kota, sesekali diselingi truk besar membawa bongkahan batu besar untuk dibawa ke pabrik pemotongan menjadi marmer berkualitas.

Ketika hari mulai gelap, kami memutuskan untuk menginap ditempat peristirahatan, inilah salah satu keuntungan mengendarai mobil sendiri ketika mempunyai fleksibilitas mengatur waktu perjalanan.

Setelah sarapan dengan beberapa potong roti dan secangkir teh hangat, kami melajutkan perjalanan. Untuk pertamakalinya kami melakukan refill bahan bakar dan harga bensin disini sangat murah, hanya sepertiga dari harga bensin subsidi ditanah air, hal ini terjadi karena faktor menguatnya nilai dolar. Di daerah gurun, terkadang harga air terasa lebih mahal ketimbang minyak, demikian juga ketika saya terkejut di Masjid tempat hotel kami menginap menyediakan tempat sandal yang terbuat dari batu marmer dan dijelaskan kalau disana harga kayu jauh lebih mahal dari harga marmer atau batu.

Perjalanan di Yazd adalah perjalanan menembus gurun, sejauh-jauh mata memandang hanya ada gurun yang tidak berkesudahan. Baru pertama ini dalam perjalanan melihat jalan raya yang begitu panjang dan lurus yang berakhir disatu titik ujung penglihatan. Bagi traveler sejati, kesempatan ini merupakan moment langka yang harus diabadikan dalam sebuah fotographi dengan sebuah gaya lompatan diatas awan.

bersambung.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun