Ketika hari mulai gelap, kami memutuskan untuk menginap ditempat peristirahatan, inilah salah satu keuntungan mengendarai mobil sendiri ketika mempunyai fleksibilitas mengatur waktu perjalanan.
Setelah sarapan dengan beberapa potong roti dan secangkir teh hangat, kami melajutkan perjalanan. Untuk pertamakalinya kami melakukan refill bahan bakar dan harga bensin disini sangat murah, hanya sepertiga dari harga bensin subsidi ditanah air, hal ini terjadi karena faktor menguatnya nilai dolar. Di daerah gurun, terkadang harga air terasa lebih mahal ketimbang minyak, demikian juga ketika saya terkejut di Masjid tempat hotel kami menginap menyediakan tempat sandal yang terbuat dari batu marmer dan dijelaskan kalau disana harga kayu jauh lebih mahal dari harga marmer atau batu.
Perjalanan di Yazd adalah perjalanan menembus gurun, sejauh-jauh mata memandang hanya ada gurun yang tidak berkesudahan. Baru pertama ini dalam perjalanan melihat jalan raya yang begitu panjang dan lurus yang berakhir disatu titik ujung penglihatan. Bagi traveler sejati, kesempatan ini merupakan moment langka yang harus diabadikan dalam sebuah fotographi dengan sebuah gaya lompatan diatas awan.
bersambung.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H