Tambang Mineral,
Tambang nikel atau bauxitt yang ada disulawesi tengah dapat dibangun smelter dilokasi dengan sumber energi migas dari Sengkang atau Luwuk. Begitu juga tembagapura di papua mestinya tidak harus membangun smelter di gersik yang sudah padat penduduk tapi dapat dibangu dilokasi dengan sumber energi dari PLTA sungai Mambramo. Kebutuhan diesel tambang ini juga tampaknya tidak di supply dari RU7 Kasim-Sorong melainkan dari Singapura.
Satu hal yang sangat minim kita lakukan adalah eksplorasi melalui survei dan pengeboran, sehingga kita digelari pemalas eksplorasi dibanding Malaysia yang disebut agredif dalam satu decade telah berhasil melakukan 3 kali dicovery sehingga cadangannya meningkat menjadi 3 kali cadangan migas kita.
Kalau dibaca dari buku Renstra (Rencana Strategis) tidak ada upaya-upaya yg meningkat pencarian cadangan, menarik dikala harga minyak jatuh malah kita meningkatkan produksi yang mestinya lebih murah mengimport minyak. Malah abai kegiatan eksplorasi walaupun biaya eksplorasi untuk discovery relatif lebih murah karena banyak rig2 yang tidak terpakai saat ini.
Disamping itu kita malah menjalankan program pembangunan kilang besar2an ketika masyarakat dunia mulai melakukan energy shift ke listrik.
Satu hal yang positip adalah menjalankan program pembangunan kilang mini agar hasil migas daerah tersebut dapat langsung dimanfaatkan oleh masyarakat lokal. Pembangunan infrastruktur pipa gas sebaiknya meniru pembangkitan mulut tambang di batubara, agar listriknya dapat dibangkitkan bukan pengiriman gas ke end-user.
Revisi Undang-Undang Migas
Sudah banyak pembicaraan mengenai urgensi revisi undang2 migas yang disusun atas bantuan dan kepentingan asing, namun umumnya orang gagal mengartikulasikannya.
Salah satu yang harus direvisi adalah wewenang pemerintah untuk melakukan eksplorasi terutama disaat harga minyak jatuh, yang selama ini dilakukan oleh kontraktor kerjasama asing. Sehingga jika terjadi temuan/discovery menjadi milik negara, bandingkan pertamina hanya memiliki 125 ribu bopd yang hanya 15% produksi nasional.
Salah dua yang harus dilakukan adalah mengembalikan skkmigas dibawah pertamina agar produksi pertamina melompat menjadi 825rb bopd mengejar petronas dengan 1200rb bopd dan menempati rangking atas di Fortune 500. Saat ini kita masih terseok-seok dibawah Perusahaan Minyak Thailand dan segera dikejar Vietnam. Seorang pensiunan pertamina ngejoke, kalau dulu mereka dengan pegawai hanya 200 orang punya produksi 2jt bopd bandingkan skk yang sekarang pegawainya 1200 orang dan produksi makin menurun tinggal 800rb bopd dan dana operasinya trilyunan rupiah.
Sebagai perbandingan pemerintah india membelanjakan $1Milyar untuk kegiatan eksplorasi dan hasilnya 4 perusahan minyak India berada disepuluh besar rangking Fortune 500.