Mohon tunggu...
Tiyan Sutiyani
Tiyan Sutiyani Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

menjelajahi dunia dengan tulisan,film,buku

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[KC] Saranghaeyo Oppa

2 Oktober 2015   11:51 Diperbarui: 2 Oktober 2015   11:51 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ilustrasi foto : www.wdyl.com"][/caption]

No.47 [Tiyan Sutiyani]

 

“Tolong,jangan dulu ditutup pintu liftnya.” Seorang perempuan dengan lari tergopoh-gopoh meminta seseorang yang ada di lift untuk tidak menutup pintu. Dengan napas tersengal-sengal masuk ke dalam lift dan menekan tombol lift lantai 2.

“Mahasiswa baru juga?” tanya seorang pria yang ada di lift.

“Ya. Haduh saya telat lagi.” (sambil melirik ke arah jam yang sudah menunjukkan pukul 07.00)

Belum sempat pria itu bertanya lagi, pintu lift segera terbuka. Perempuan tersebut lalu berlari ke arah kelas C.23. Hari itu, hari pertama Alisya masuk kuliah sebagai mahasiswa baru. Untunglah dosen belum datang ke kelas lalu Alisya memilih tempat duduk yang masih kosong.

“HHHHHH” ujar Alisya sambil bernafas lega.

“Kesiangan ya?” tanya seorang perempuan di sebelah Alisya.

“Ya, untung dosennya belum datang.” Jawab Alisya disertai dengan senyuman.

“Kenalkan aku Lidya” sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

“Alisya, salam kenal juga.” menyambut tangan Lidya.

Tak lama setelah itu dosen datang dan memulai perkuliahan. Alisya tampak bersemangat memulai hari pertamanya sebagai mahasiswi baru. Setelah perkuliahan selesai, Alisya mulai berkenalan dengan orang-orang yang ada di kelas. Hingga pandangannya teralihkan dengan seorang pria. Pria tersebut tinggi,putih,dan berwajah tampan. Rasanya pria tersebut pernah ia temui sampai ia tersadar bahwa pria tersebut mirip Kim Woo Bin, aktor korea favoritnya. Lamunannya buyar saat Lidya mengajaknya bicara.

“Alisya, kamu ikut tidak?” tanya Lidya

“Hah?” Apa? Sorry aku gak denger..(dengan wajah kebingungan)

“Kita, anak sekelas mau makan-makan nanti malam,,kamu ikut ya?” rengek Lidya.

“Ya,,ya,,ya nanti aku ikut” jawab Alisya.  

Malam hari tiba, Alisya dan teman satu kelasnya telah berkumpul di restoran. Mereka saling mengakrabkan diri satu sama lain. Pria yang mirip Kim Woo Bin datang dan tak disangka duduk sebelah dengan Alisya. Hati Alisya berdegup kencang, salah tingkah dan mati gaya.

“Halo,perkenalkan saya Dimas” sambil memperkenalkan diri.

“Oh,ternyata namanya Dimas” gumam Alisya dalam hati.

Terpana selama 30 detik dengan nada terbata-bata akhirnya Alisya membuka mulutnya dan hanya mengucapkan kata “Oh”..

Kecangungan itu akhirnya mencair karena obrolan antara Alisya dan Dimas mengalir dengan penuh gelak tawa dan canda. Waktu 2 jam telah berlalu, mereka mengakhiri obrolan karena pertemuan dengan teman-teman sekelas telah usai dan mereka pulang ke rumah masing-masing.

“Selamat malam,Alisya. Obrolan yang menyenangkan tadi.” HP Alisya berbunyi ada sms masuk.

Betapa senangnya Alisya mendapatkan SMS dari Dimas. Cepat-cepat dia membalas SMS Dimas.

“Ya,tenang saja aku masih punya stok cerita . Selamat malam juga Dimas.”

Kini, hubungan Alisya dan Dimas semakin dekat. Alisya yang sangat tergila-gila dengan drama korea menganggap Dimas adalah prince charmingnya apalagi pemikiran Alisya bahwa Dimas mirip dengan Kim Woo Bin meyakinkan dirinya bahwa Dimas adalah pria yang ditakdirkan dengan dirinya.

Siang itu, mereka kencan untuk pertama kalinya dan Alisya memilih restoran dengan nuansa korea. Dimas tidak keberatan dengan hal itu karena dia sudah mengetahui kegemaran Alisya dengan sesuatu berbau korea.

“Pilih menunya mau apa?” tanya Dimas

“Aku mau menu Ramyun Katsu dengan kuah soyu.” balas Alisya.

Bergulirnya waktu, hubungan mereka sekarang bukan lagi berteman tetapi menjadi sepasang kekasih. Alisya tak pernah menyangka jika ia akan bertemu dengan pria yang ia idam-idamkan. Kim Woo Bin versi Alisya.

Kemudian Alisya membuka sebuah surat,

“Hei,Alisya. Gadis penggila korea. Apa kau tahu pertemuan kita di lift pertama kali, bagaimana bisa kau pergi begitu saja padahal aku belum sempat menanyakan namamu. Tapi tuhan memang mengabulkan permintaanku. Kita bertemu kembali di kelas. Hatiku bahagia sekali saat aku bisa duduk di sebelahmu saat acara makan bersama. Jujur saja,aku gugup berdekatan denganmu. Untungnya kau punya stok cerita yang lucu hingga aku tertawa terbahak-bahak mendengar ceritamu. Aku tau kau sangat mengidolakan Kim Woo Bin. Meski aku tak begitu suka drama korea tapi aku akan berusaha seperti idolamu. Saranghaeyo Alisya.”

Setelah membaca surat cinta itu, Alisya mengakhiri lamunannya dari kenangan pertama kali masuk kuliah dan bertemu dengan Dimas.

Surat cinta itu adalah hal terakhir yang Dimas berikan kepada Alisya. Seharusnya hari itu adalah perayaan hari jadi mereka, tetapi Dimas mengalami kecelakaan motor dan nyawanya tak tertolong lagi.

Pikirannya kini kembali ke realita bahwa sudah lebih dari 1 tahun Dimas telah tiada.

“Alisya, kamu tidak apa-apa?” Lidya yang dari tadi melihat Alisya melamun setelah membaca surat cinta Dimas merasa khawatir.

“Ya, aku tidak apa-apa.” sambil menitikkan air mata.

“Saranghaeyo Oppa” ucap Alisya dalam hati lalu menutup surat cinta Dimas.

                                                                        ----

 

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community klik disini.

Jangan lupa untuk bergabung di FB Fiksiana Community

Selamat membaca! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun