“Selamat malam,Alisya. Obrolan yang menyenangkan tadi.” HP Alisya berbunyi ada sms masuk.
Betapa senangnya Alisya mendapatkan SMS dari Dimas. Cepat-cepat dia membalas SMS Dimas.
“Ya,tenang saja aku masih punya stok cerita . Selamat malam juga Dimas.”
Kini, hubungan Alisya dan Dimas semakin dekat. Alisya yang sangat tergila-gila dengan drama korea menganggap Dimas adalah prince charmingnya apalagi pemikiran Alisya bahwa Dimas mirip dengan Kim Woo Bin meyakinkan dirinya bahwa Dimas adalah pria yang ditakdirkan dengan dirinya.
Siang itu, mereka kencan untuk pertama kalinya dan Alisya memilih restoran dengan nuansa korea. Dimas tidak keberatan dengan hal itu karena dia sudah mengetahui kegemaran Alisya dengan sesuatu berbau korea.
“Pilih menunya mau apa?” tanya Dimas
“Aku mau menu Ramyun Katsu dengan kuah soyu.” balas Alisya.
Bergulirnya waktu, hubungan mereka sekarang bukan lagi berteman tetapi menjadi sepasang kekasih. Alisya tak pernah menyangka jika ia akan bertemu dengan pria yang ia idam-idamkan. Kim Woo Bin versi Alisya.
Kemudian Alisya membuka sebuah surat,
“Hei,Alisya. Gadis penggila korea. Apa kau tahu pertemuan kita di lift pertama kali, bagaimana bisa kau pergi begitu saja padahal aku belum sempat menanyakan namamu. Tapi tuhan memang mengabulkan permintaanku. Kita bertemu kembali di kelas. Hatiku bahagia sekali saat aku bisa duduk di sebelahmu saat acara makan bersama. Jujur saja,aku gugup berdekatan denganmu. Untungnya kau punya stok cerita yang lucu hingga aku tertawa terbahak-bahak mendengar ceritamu. Aku tau kau sangat mengidolakan Kim Woo Bin. Meski aku tak begitu suka drama korea tapi aku akan berusaha seperti idolamu. Saranghaeyo Alisya.”
Setelah membaca surat cinta itu, Alisya mengakhiri lamunannya dari kenangan pertama kali masuk kuliah dan bertemu dengan Dimas.