Mohon tunggu...
Tivana Fachrian
Tivana Fachrian Mohon Tunggu... Seniman - Coupleblogger

We wilt have poetry in our life. And adventure. And love. Love above all!

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Pertaruhan The Series (2022): Kerentanan Hati di Balik Tangan-tangan Petarung

20 Oktober 2022   23:28 Diperbarui: 21 Oktober 2022   00:11 3037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di lain sisi, di balik namanya yang tenar sebagai pemimpin preman pasar, Ical tetaplah Ical. Ialah seorang anak bungsu yang sering diam-diam memandangi foto lama bersama abang-abangnya. Ical yang rindu, Ical yang sedih, Ical yang sendirian.

Setiap selesai membunuh orang pun Ical menangis tersedu-sedu dengan kedua tangan yang menggigil. Dalam adegan seperti ini, kita bisa melihat seseorang yang beberapa saat lalu seakan dingin tak punya hati kemudian berganti menjadi sosok kedinginan dengan hati yang patah parah.

Orang-orang seperti Elzan dan Ical barangkali ada di sekitar kita. Orang-orang yang mendandani dirinya supaya terlihat kuat dan disegani agar tak seorang pun melihat sisi lemahnya. Orang-orang yang bersembunyi di balik kenakalan untuk mengelabui dunia perihal betapa cengengnya ia saat bersendirian. Orang-orang yang keras lagi angkuh untuk memihrabi kecemasan.

Serial web ini memberi dampak yang teramat besar terhadap cara pandang saya kepada sekitar. Saya kini lebih percaya lagi bahwa keburukan takkan selamanya merupakan keburukan. Memang wajib berhati-hati pada semua orang, akan tetapi jangan sampai pula mengantar kita menjadi seseorang yang selalu memandang hanya dengan sebelah mata.

Untuk Pertaruhan The Series (2022), secara keseluruhan saya beri nilai 9.5/10. Kekurangan terletak pada volume musik latar dengan suara aktor yang tidak seimbang dalam beberapa bagian, di mana musik latar kadang begitu keras dan menutupi percakapan. Selain itu, sosok Widika Sidmore juga menurut saya terlalu bule untuk memerankan Jamila (emang sih cantiknya kebangetan, tapi entah menurut saya Jamila yang notabene anak rusun dan hobi berkelahi mungkin akan lebih cocok diperankan oleh gadis wajah Indonesia asli berpenampilan sporty).

Untuk urusan filmografi dapat diacungkan jempol, riasan pun dapat dikatakan keren terutama pada bagian luka-luka yang tampak realistis (salah satunya luka sayatan di leher Berty), penyampaian alur cerita yang melompat dari satu lini waktu ke lini waktu lain dapat dibawakan secara halus dan minim lubang plot.

Bagi kamu penikmat tontonan beraliran aksi, serial ini bisa masuk daftar wajib. Tapi bagi kamu yang nggak bisa ngeliat adegan berdarah-darah saya sarankan pilih yang lain saja.

Baiklah, segitu ulasan dari saya. Terima kasih telah mampir, tinggalkan komentar jika ada yang perlu didiskusikan lagi dan sampai jumpa di tulisan berikutnya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun