Mohon tunggu...
Tivana Fachrian
Tivana Fachrian Mohon Tunggu... Seniman - Coupleblogger

We wilt have poetry in our life. And adventure. And love. Love above all!

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Pertaruhan The Series (2022): Kerentanan Hati di Balik Tangan-tangan Petarung

20 Oktober 2022   23:28 Diperbarui: 21 Oktober 2022   00:11 3037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertaruhan The Series (2022)

Pertaruhan The Series (2022) merupakan sebuah serial web produksi Screenplay Films yang ditayangkan perdana 11 Juni 2022 melalui aplikasi Vidio. Serial ini disutradarai oleh Sidharta Tata dan merupakan serangkaian cerita lanjutan dari sebuah film dengan judul sama, Pertaruhan (2017).

Pada Pertaruhan (2017), kisah diawali oleh perjuangan Pak Musa (Tio Pakusadewo), seorang bapak yang mengasuh keempat putranya sendiri sepeninggal sang istri. Hingga pada akhirnya Pak Musa jatuh sakit, kemudian keempat anaknya yakni Ibra (Adipati Dolken); Amar (Aliando Syarief); Elzan (Jefri Nichol); dan Ical (Giulio Parengkuan), berusaha merawat dengan segala cara agar sang bapak tetap hidup.

Dengan biaya rumah sakit yang tak murah, Ibra memutuskan mengambil langkah gila dengan mengajak Amar dan Elzan merampok bank tempat bapaknya bekerja dulu. Selain dilatar belakangi masalah keuangan, Ibra juga memiliki dendam tersendiri sebab bank tersebut tak memberikan hak yang layak bagi bapaknya yang telah mengabdi sebagai petugas keamanan selama 20 tahun.

Singkatnya akibat dari perampokan tersebut Ibra terluka parah disebabkan luka tembakan di perutnya dan ia meninggal dalam pelukan Jamila, sang kekasih. Sedangkan Amar dan Elzan diketahui tertangkap polisi sehingga harus mendekam di balik jeruji besi. Si bungsu Ical dalam usia belia ia pulalah yang harus merawat sang bapak seorang diri.

Jika di Pertaruhan (2017) protagonis diperankan oleh Ibra, pada Pertaruhan The Series (2022) Jefri Nichol alias Elzan-lah yang didapuk menempati peran tersebut. Ia kehilangan banyak hal selepas keluar dari balik kandang manusia. 

Bapaknya tiada, Ibra sang kakak sulung telah tiada, dan Amar kakak keduanya yang lebih dulu keluar dari penjara pun telah berpulang juga usai menjadi korban perampokan di pelabuhan. Tinggallah sang adik, si Ical, yang malah meninggalkan rumah entah ke mana perginya. 

Oh, selain Ical, Elzan juga masih memiliki Jamila sebagai kekasih dari sang kakak dan seorang keponakan perempuan bernama Wulan, buah cinta Jamila dengan mendiang Ibra. Dengan bertaruh nyawa Elzan pun berkeinginan melindungi yang masih tersisa.

Mengulas sedikit soal Pertaruhan (2017). Dari kolom komentar Vidio, banyak sekali yang menganggap adegan perampokan di film ini cupu dan tidak bagus. Terutama karena sewaktu merampok Ibra dengan adik-adiknya tak menggunakan nama samaran. Mereka ngerampok sambil saling teriakin nama asli, yang yah ... terkesan kurang mateng aja.

Tapi, kalau kita dalami latar belakang karakter mereka dalam film ini saya rasa hal tersebut dapat termaafkan. Secara, mereka cuma anak-anak remaja yang baru pertama kalinya melakukan kejahatan besar. Mereka merampok pun bukan untuk keren-kerenan atau demi perut sendiri, tapi demi pengobatan bapak mereka---yang saya yakin kalau bapaknya nggak sakit mereka nggak akan melakukan itu.

Adegan perampokan yang cacat itu saya rasa memang bagian yang telah dipikirkan oleh sutradara serta sengaja dibuat demikian supaya ceritanya menjadi masuk akal.

Lain dari filmnya, dalam serial web Pertaruhan The Series (2022), kejahatan demi kejahatan yang dilakukan oleh para pemain terhitung rapih nun piawai. Bahkan, banyak yang tidak terduga alur rencananya. 

Elzan pun di sini bukan lagi sesosok adik yang hanya mengikut abang-abangnya. Ia telah menjelma sebagai seseorang yang ingin melindungi Ical saat terkena masalah, menjadi penjaga bagi Jamila sebagai adik ipar, serta sosok paman terbaik di dunia menurut Wulan.

Perubahan sikap Elzan besar dipengaruhi oleh tempaan yang ia dapat selagi di penjara. Secara perlahan penjara yang penuh dengan persaingan, perebutan kekuasaan, penindasan yang lemah, dan lain sebagainya itu sudah mendidiknya menjadi seseorang yang dekat dengan perkelahian.

Namun, di balik kedua kepalan tangannya yang telah terbiasa berlumuran darah lawan, jika ditilik lagi penyebab dari setiap pertikaiannya maka kita akan menemukan sisi lain dari pria tersebut.

Elzan bekerja sebagai seorang petarung di gelanggang demi menebus rumah bapaknya yang dulu terpaksa digadaikan Ical, kemudian ia juga diceritakan sebagai seseorang yang akan menghajar siapa pun yang berani mengusik adik atau teman baiknya, Elzan bekerja sebagai penagih utang bahkan sedia beradu pukul dengan antek-antek para debitur bebal demi menyelamatkan arena tinju Berty agar Jamila tidak kehilangan pekerjaan dan keponakannya dapat tetap bersekolah.

Elzan ibarat sebutir telur retak yang disimpan dalam toples baja. Tubuhnya begitu tabah menerima pukulan dari banyak tangan. Namun, sekali toples baja terbuka, kita akan menemukan telur retak teramat rawan itu sebagai kesejatian dirinya.

Dalam kisah ini, seorang gadis bernama Ara telah berhasil membuka toples itu tanpa kekerasan. Di hadapan Ara, petarung itu dapat menangis dan segala isi hatinya dapat tercurahkan. Tentang hidupnya yang kosong, tentang kerinduannya pada hangatnya rumah dan keluarga sebelum semua sirna, tentang rasanya menjadi seorang abang yang dihindari adiknya, tentang seorang paman yang melihat keponakannya musti putus sekolah cukup lama, dan lain sebagainya.

Sedangkan Ical, tak jauh berbeda dari sang abang. Malah tangan itu sudah merasakan pembunuhan, termasuk diam-diam merenggut hidup bapaknya sendiri. 

Sang bapak yang telah lelah dengan penyakitnya suatu hari berkata pada Ical mengenai keputusasaannya, sedangkan Ical yang sudah tak tega memandang bapaknya merasakan kesakitan setiap hari lalu mencabut selang oksigen beliau dengan seluruh tubuh yang gemetar juga berderai airmata. 

Setelah hari itu ia lari dari rumah dan tak pernah lagi kembali, bahkan tidak datang di pemakaman bapaknya sendiri.

Ical pula pernah terpaksa membunuh Rio, kawan terbaik Elzan. Pembunuhan itu dilakukan atas ancaman dari musuh Elzan dan lagi-lagi itu pun demi menyelamatkan abangnya meski saat melakukan hal itu ia dan Elzan masih dalam kondisi belum akur.

Di lain sisi, di balik namanya yang tenar sebagai pemimpin preman pasar, Ical tetaplah Ical. Ialah seorang anak bungsu yang sering diam-diam memandangi foto lama bersama abang-abangnya. Ical yang rindu, Ical yang sedih, Ical yang sendirian.

Setiap selesai membunuh orang pun Ical menangis tersedu-sedu dengan kedua tangan yang menggigil. Dalam adegan seperti ini, kita bisa melihat seseorang yang beberapa saat lalu seakan dingin tak punya hati kemudian berganti menjadi sosok kedinginan dengan hati yang patah parah.

Orang-orang seperti Elzan dan Ical barangkali ada di sekitar kita. Orang-orang yang mendandani dirinya supaya terlihat kuat dan disegani agar tak seorang pun melihat sisi lemahnya. Orang-orang yang bersembunyi di balik kenakalan untuk mengelabui dunia perihal betapa cengengnya ia saat bersendirian. Orang-orang yang keras lagi angkuh untuk memihrabi kecemasan.

Serial web ini memberi dampak yang teramat besar terhadap cara pandang saya kepada sekitar. Saya kini lebih percaya lagi bahwa keburukan takkan selamanya merupakan keburukan. Memang wajib berhati-hati pada semua orang, akan tetapi jangan sampai pula mengantar kita menjadi seseorang yang selalu memandang hanya dengan sebelah mata.

Untuk Pertaruhan The Series (2022), secara keseluruhan saya beri nilai 9.5/10. Kekurangan terletak pada volume musik latar dengan suara aktor yang tidak seimbang dalam beberapa bagian, di mana musik latar kadang begitu keras dan menutupi percakapan. Selain itu, sosok Widika Sidmore juga menurut saya terlalu bule untuk memerankan Jamila (emang sih cantiknya kebangetan, tapi entah menurut saya Jamila yang notabene anak rusun dan hobi berkelahi mungkin akan lebih cocok diperankan oleh gadis wajah Indonesia asli berpenampilan sporty).

Untuk urusan filmografi dapat diacungkan jempol, riasan pun dapat dikatakan keren terutama pada bagian luka-luka yang tampak realistis (salah satunya luka sayatan di leher Berty), penyampaian alur cerita yang melompat dari satu lini waktu ke lini waktu lain dapat dibawakan secara halus dan minim lubang plot.

Bagi kamu penikmat tontonan beraliran aksi, serial ini bisa masuk daftar wajib. Tapi bagi kamu yang nggak bisa ngeliat adegan berdarah-darah saya sarankan pilih yang lain saja.

Baiklah, segitu ulasan dari saya. Terima kasih telah mampir, tinggalkan komentar jika ada yang perlu didiskusikan lagi dan sampai jumpa di tulisan berikutnya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun