Dan, karena kita sudah mendapat simpati dari lawan bicara yang merasa didengarkan dan dihargai, jika kemudian kita mengatakan sesuatu maka kemungkinan besar apa yang kita katakan akan lebih mengena di hati lawan bicara kita tadi.
Jadi alangkah baiknya, sebagai seorang yang ingin menjadi komunikator yang baik, kita harus pintar-pintar memanfaatkan situasi terutama jika kita berbicara dalam suatu kelompok. Â Jangan sampai segala apa yang kita sampaikan kepada lawan bicara kita menjadi sia-sia dan dianggap angin lalu. Â Ada beberapa tingkatan dalam menentukan kualitas komunikasi dari seseorang. Â
Tingkatan pertama, adalah tipe orang yang jika berbicara hanya menyampaikan sesuatu yang benar-benar baru, perlu dan mencerahkan saja.Â
Tipe kedua, adalah tipe pencerita, apa yang disampaikan hanyalah cerita biasa dan tidak terlalu memiliki nilai tambah. Â Jika misalnya ia bercerita tentang kereta tabrakan, ia akan bercerita sedemikian rupa seolah-olah ia yang jadi masinis kereta tersebut. Â
Tipe ketiga adalah tipe yang memuakkan, tipe yang tak mau kalah, selalu mempertidak cerita orang lain. Â Misalnya jika seseorang bercerita bahwa ia baru pulang dari Bandung, maka ia tak mau kalah tarikan, ia pun bercerita juga tentang pengalamannya ke Bandung dengan lebih sadis. Â
Demikianlah yang acapkali terjadi jika orang tua saling menceritakan tentang kehebatan anaknya, semua anaknya mendadak jadi rangking satu di kelas. Â Yang satu mengatakan, "Anak saya juara satu.". Â Ditimpali oleh yang lain, "Anak saya juga.".Â
Alkisah ada tiga orang ibu yang sedang membanggakan anaknya masing-masing. Â Ibu pertama mengatakan, "Anak saya hebat, baru berusia satu tahun tapi sudah bisa jalan.". Â Ibu kedua tak mau kalah, "Itu belum seberapa, anak saya lebih hebat, baru satu tahun sudah bisa berlari.". Â Ibu ketiga dengan tenang menimpali, "Itu mah biasa, anak saya tuh, baru usia enam bulan sudah bisa lompat dari tempat tidur.". Â Tak dijelaskan secara rinci, pada saat anaknya melompat ayah dan ibunya sedang melakukan kegiatan apa.
Tangerang, 06 Maret 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H