Thukul melalui puisinya bukan saja menumbuhkan minat literasi sejarah yang pelik di masa silam, namun mendorong semangat pembaca untuk menyambung pergerakan. Jika ada acara seremonial khususnya, mari sambut Wiji Thukul sebagai penyambung pergerakan, meski saat ini entah di mana keberadaannya. (@tokads)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!