Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Jadi Survivor Covid Kedua Kali, Sempat Masuk di Rumah Sakit dan Berinteraksi dengan Kapolri Saat di Isoter

27 Februari 2022   08:05 Diperbarui: 27 Februari 2022   08:07 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar zoom bersama Wali Kota Surabaya dan Kapolri beberapa waktu lalu. Sumber : dok. pribadi

Saya semakin bingung dan agak drop. Saya pun akhirnya meminta istri untuk segera tes PCR untuk kepastiannya. Besoknya, tidak diduga, hasil PCR berubah. 

Anak saya mendapatkan hasil negatif PCR. Malah istri saya yang sedang hamil mendapatkan hasil positif. Entah senang atau sedih, pikiran saya tidak tenang.

Hari ketiga ini kondisi saya mulai membaik. Saya pun meminta ijin rumah sakit untuk jalani isolasi di rumah menemani istri. Mengingat saya sudah tidak alami gejala apapun, saya diberikan ijin.

Sejak pagi, saya berkoordinasi dengan istri apakah tetap isolasi di rumah atau jalani isoter di Asrama Haji. Akhirnya ketika sampai di rumah, berdua sepakat untuk jalani isoter.

Alasannya, di Asrama Haji ada petugas medis dan layanan swab gratis setiap hari. Selain itu, makanan selalu ada dan rutin 3 kali sehari. Di sana pun bebas beraktifitas untuk senam ataupun menghirup udara luar.

Otomatis, saya bisa tenang jika ada apa-apa dengan istri saya. Istri saya pun mau jalani isoter asalkan saya harus menemaninya. Saya pun setuju.

Niat hati ingin menemani, saya malah ditinggal oleh istri saya. Dia hanya jalani isoter sehari saja di Asrama Haji usai hasil swabnya dinyatakan negatif dan jalani isolasi tambahan 7 hari.

Sedangkan saya masih harus jalani isoter di Asrama Haji. Hari kedua di Asrama Haji, saya merasakan kesepian sekali lagi. Semangat saya sudah tidak ada. Saya mulai overthinking.

Memasuki hari ketiga, semua keluarga saya mulai 'bertanya-tanya' kenapa kamu lama sekali gak pulang. Karena tidak tahan omelan itu, saya mulai sedikit semangat jalani hari.

Biasanya gak senam, akhirnya ikut senam. Jika sebelumnya hanya aktifitas di kamar, saya mulai bersosialisasi di luar ruangan. Dapat suplai makanan dari teman sangat mendukung proses semangat saya.

Bagi saya support teman-teman kerja di tempat kerja lama tidak ternilai, bukan masalah makanan yang diberikan, tetapi masih mengingat saya meski saya sudah tidak sekantor lagi adalah hal besar bagi saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun