Tentu penilaian publik itu diberikan usai bertemu ataupun setelah berinteraksi dengan diri kita. First Impression tentu juga menjadi bagian terpenting dalam membangun sebuah branding.
Oleh karena itu, perlunya seseorang yang mengerti tentang bagaimana mengatur brand di sosial media itu perlu. Hal seperti ini tidak diajarkan secara khusus.
Bahkan tidak ada di mata kuliah manapun. Tapi hal ini bisa dipelajari dan butuh jam terbang. Maka dari itu, meski pekerjaan ini tidak terlihat, tapi tetap butuh seseorang yang spesialisasi terhadap hal ini.
Bayangkan saja, jika brandmu dikenal menjadi brand keren, anak muda gaul bahkan menjadi trendsetter mendadak dipegang oleh orang yang tidak paham kinerja media sosial media.
Tentu dia tidak akan paham bagaimana memanage dengan baik. Hasilnya sudah bisa diprediksi sosial media tersebut jeblok dan akan ditinggalkan.
Contohnya, ketika brand anak muda keren dan menjadi trendsetter diisi oleh konten joget TikTok dengan direkam dan gaya ala kadarnya. Ya tentu orang-orang akan berkata, "Eeuww".
Jika demikian, hal itu menandakan bahwa brand itu kehilangan identitasnya dan tidak memiliki strategi yang jelas, mau dibawa kemana sosial media tersebut.
Ingat, pada dasarnya tidak semua konten dan tidak semua yang viral bisa diterapkan ke semua akun. Semua itu harus disesuaikan dengan karakter brand tersebut.
Kembali lagi, sosial media itu ibarat pencitraan diri brand tersebut dalam bentuk "personality".
Konten yang kamu naikkan, itu ibarat kamu interest dengan hal apa. Jika kamu posting konten yang receh, ya jelas brandmu dianggap menyukai hal yang receh.
Bagaimana cara penyampaianmu melalui konten, itu menunjukkan bagaimana pola pikir dan sikap brandmu dalam menghadapi suatu isu atau masalah.