Mohon tunggu...
Titi Yafiu Alia__
Titi Yafiu Alia__ Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menggambar dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Memperkuat Toleransi Antar Budaya di Indonesia

2 Januari 2025   15:20 Diperbarui: 2 Januari 2025   15:19 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara dengan keberagaman budaya, suku, agama, dan bahasa yang sangat kaya. Keberagaman ini menjadi salah satu kekuatan utama Indonesia, tetapi juga bisa menjadi sumber potensi konflik jika tidak dikelola dengan baik. Salah satu cara untuk memperkuat persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman tersebut adalah melalui pendidikan kewarganegaraan yang menanamkan nilai-nilai toleransi antar budaya. Pendidikan kewarganegaraan dapat menjadi landasan yang kuat untuk membentuk masyarakat yang saling menghargai perbedaan dan hidup berdampingan dalam harmoni (Aslan, 2021). 

Pendidikan kewarganegaraan dapat membantu menciptakan masyarakat Indonesia yang utuh dan bersatu karena adanya sikap toleransi antar budaya. Pendidikan kewarganegaraan sangat penting dalam membangun toleransi di masyarakat dengan membentuk sikap inklusif, menghargai keberagaman, mendorong dialog antarbudaya, memperkuat identitas kewarganegaraan, dan membentuk pemimpin yang mampu mempromosikan perdamaian dan keadilan (Zahra, 2024).

Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya memberikan pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, tetapi juga membentuk sikap dan nilai-nilai yang penting dalam membangun masyarakat yang inklusif dan toleran (Ega, 2024). Karena dari pendidikan kewarganegaraan itu kita akan menanamkan nilai-nilai toleransi, pembelajaran akan budaya,agama, sejarah, konflik sosial, dan masih banyak lagi. 

PEMBAHASAN

1. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Instrumen Penanaman Nilai Toleransi

Pendidikan kewarganegaraan bukan hanya bertujuan untuk mengenalkan hak dan kewajiban sebagai warga negara, tetapi juga untuk membentuk karakter warga negara yang baik, yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Salah satu nilai utama yang terdapat dalam Pancasila adalah “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” serta "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia", yang mencerminkan pentingnya menghargai sebuah perbedaan dan juga membangun kerjasama dalam kehidupan sosial (Nugroho, 2020).

Pendidikan kewarganegaraan mengajarkan pentingnya sikap toleransi, saling menghormati, dan saling memahami antar individu dengan latar belakang budaya yang berbeda. Pengenalan terhadap sejarah Indonesia, termasuk perjuangan dalam meraih kemerdekaan, memberikan perspektif yang lebih luas tentang pentingnya persatuan dalam keberagaman.

2. Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks Keberagaman Budaya

Peran pendidikan kewarganegaraan dalam memperkuat toleransi antar budaya, kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Contoh, konteks Indonesia yang multikultural, kurikulum pendidikan harus menyertakan materi yang menggali kearifan lokal, menghormati adat istiadat, serta mengenalkan berbagai tradisi dan agama yang ada di Indonesia. Pendekatan ini tidak hanya memberi pemahaman teori tentang toleransi, tetapi juga memberi ruang bagi siswa untuk mengalami dan mempraktikkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari (Rahmawati & Surya, 2022).

Dalam prakteknya, pendidikan kewarganegaraan dapat diterapkan dengan cara-cara yang konkret. Dengan melibatkan siswa dalam kegiatan sosial lintas budaya, seperti festival budaya, dialog antar agama, dan kerja bakti di masyarakat yang mencerminkan keberagaman. Kegiatan-kegiatan ini dapat membantu memperkenalkan siswa pada keragaman budaya yang ada di sekitar mereka, sehingga membangun kesadaran tentang pentingnya sikap toleran terhadap perbedaan.

3. Tantangan dan Solusi dalam Meningkatkan Toleransi Antar Budaya Melalui Pendidikan Kewarganegaraan

a. Kurangnya keterlibatan orang tua dalam pendidikan kewarganegaraan.

Keterlibatan orang tua dalam pendidikan kewarganegaraan sangat penting karena mereka dapat membantu dalam pembentukan karakter anak. Namun, terkadang orang tua kurang terlibat dalam pendidikan kewarganegaraan di sekolah, yang dapat disebabkan oleh kesibukan atau kurangnya pemahaman tentang pentingnya pendidikan kewarganegaraan (Wibowo, 2023).

Untuk mengatasi kurangnya keterlibatan orang tua, sekolah dapat mengadakan pertemuan antara orang tua dan guru untuk membahas pentingnya pendidikan kewarganegaraan, memberikan informasi tentang materi yang diajarkan, dan menunjukkan bagaimana orang tua dapat membantu anak mereka. 

b. Tantangan dalam akses dan keterampilan digital siswa dan guru

Salah satu tantangan terbesar adalah terbatasnya akses internet di daerah tersebut, yang menyulitkan siswa dan guru dalam mengakses sumber belajar online dan melakukan pembelajaran daring. Selain itu, keterampilan digital siswa dan guru masih perlu ditingkatkan, seperti dalam penggunaan aplikasi pembelajaran dan kecakapan mencari informasi di internet (Rahmi, 2024).

Meskipun demikian, upaya untuk meningkatkan akses dan keterampilan digital siswa dan guru dalam pembelajaran PPKn harus terus dilakukan. Beberapa langkah yang diambil antara lain menyediakan komputer dan akses internet di sekolah, mengadakan pelatihan keterampilan digital untuk guru, serta mengoptimalkan penggunaan platform pembelajaran daring.

c. Kurangnya sumber daya pembelajaran kewarganegaraan berbasis digital

Kurangnya sumber daya pembelajaran digital yang berkualitas, merupakan sebuah tantangan terhadap pembelajaran kewarganegaraan. Kurangnya akses terhadap teknologi dan internet membatasi penggunaan sumber daya pembelajaran digital. Hal ini membuat guru dan siswa kesulitan mencari sumber daya pembelajaran yang relevan dan mutakhir, yang mempengaruhi kualitas pembelajaran (Fitriani, 2019).

Meskipun sumber daya pembelajaran kewarganegaraan yang berbasis digital terbatas, guru dan siswa tetap bisa memanfaatkan sumber daya lain seperti buku, majalah, dan media cetak lainnya. Mereka juga dapat menggunakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari untuk mempelajari nilai-nilai kewarganegaraan melalui kegiatan sosial, dan lainnya. Upaya mengatasi tantangan ini, sekolah dan pemerintah perlu menyediakan sumber daya pembelajaran yang memadai, termasuk teknologi dan akses internet. 

KESIMPULAN

Pendidikan kewarganegaraan memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat toleransi antar budaya di Indonesia. Melalui pendidikan yang menanamkan nilai-nilai Pancasila, penghargaan terhadap perbedaan, serta pemahaman tentang sejarah dan keberagaman budaya Indonesia, diharapkan generasi muda Indonesia dapat menjadi warga negara yang toleran dan mengedepankan perdamaian. Untuk mencapai hal tersebut, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kualitas kurikulum pendidikan kewarganegaraan yang lebih aplikatif dan relevan dengan kondisi sosial yang ada, serta melibatkan berbagai pihak dalam proses pendidikan untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif.

DAFTAR PUSTAKA

Aslan, dkk. (2021). The Role of Civics Education in Strengthening National Identity and Tolerance among Students in Indonesia. Journal of Social Science Studies, 15(2), 91-105.

Mujahidah, Zahra dkk. (2024). Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membangun Toleransi Antar Budaya. Jurnal Kajian Ilmiah Interdisipliner. Vol.8, No.6.

Firdaus, Ega Dzaki Agung. (2024). Pentingnya Peran Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Sikap Toleransi di Masyarakat. Kompasiana.

Nugroho, R., & Sari, N. P. (2020). Educational Strategies for Promoting Cultural Tolerance in Multicultural Societies: Case Study of Indonesia. Indonesian Journal of Educational Research, 8(3), 45-59.

Rahmawati, A. & Surya, P. (2022). Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Alat Pembangunan Karakter Toleransi di Sekolah. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 7(4), 208-219.

Wibowo, dkk. (2023). Pancasila and Nationalism in Strengthening Tolerance in Indonesian Education. Journal of Indonesian Studies, 12(1), 34-47.

Gustifal, Rahmi dkk. (2024). Tantangan dan Strategi Implementasi Mata Pelajaran PPKn di Era Digital. Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Budaya. Vol. 3, No.3.

Fitriani, dkk. (2019). Building Tolerance in Schools: The Role of Civics Education in a Multicultural Society. Journal of Contemporary Education Studies, 10(2), 12-23.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun