3. Tantangan dan Solusi dalam Meningkatkan Toleransi Antar Budaya Melalui Pendidikan Kewarganegaraan
a. Kurangnya keterlibatan orang tua dalam pendidikan kewarganegaraan.
Keterlibatan orang tua dalam pendidikan kewarganegaraan sangat penting karena mereka dapat membantu dalam pembentukan karakter anak. Namun, terkadang orang tua kurang terlibat dalam pendidikan kewarganegaraan di sekolah, yang dapat disebabkan oleh kesibukan atau kurangnya pemahaman tentang pentingnya pendidikan kewarganegaraan (Wibowo, 2023).
Untuk mengatasi kurangnya keterlibatan orang tua, sekolah dapat mengadakan pertemuan antara orang tua dan guru untuk membahas pentingnya pendidikan kewarganegaraan, memberikan informasi tentang materi yang diajarkan, dan menunjukkan bagaimana orang tua dapat membantu anak mereka.Â
b. Tantangan dalam akses dan keterampilan digital siswa dan guru
Salah satu tantangan terbesar adalah terbatasnya akses internet di daerah tersebut, yang menyulitkan siswa dan guru dalam mengakses sumber belajar online dan melakukan pembelajaran daring. Selain itu, keterampilan digital siswa dan guru masih perlu ditingkatkan, seperti dalam penggunaan aplikasi pembelajaran dan kecakapan mencari informasi di internet (Rahmi, 2024).
Meskipun demikian, upaya untuk meningkatkan akses dan keterampilan digital siswa dan guru dalam pembelajaran PPKn harus terus dilakukan. Beberapa langkah yang diambil antara lain menyediakan komputer dan akses internet di sekolah, mengadakan pelatihan keterampilan digital untuk guru, serta mengoptimalkan penggunaan platform pembelajaran daring.
c. Kurangnya sumber daya pembelajaran kewarganegaraan berbasis digital
Kurangnya sumber daya pembelajaran digital yang berkualitas, merupakan sebuah tantangan terhadap pembelajaran kewarganegaraan. Kurangnya akses terhadap teknologi dan internet membatasi penggunaan sumber daya pembelajaran digital. Hal ini membuat guru dan siswa kesulitan mencari sumber daya pembelajaran yang relevan dan mutakhir, yang mempengaruhi kualitas pembelajaran (Fitriani, 2019).
Meskipun sumber daya pembelajaran kewarganegaraan yang berbasis digital terbatas, guru dan siswa tetap bisa memanfaatkan sumber daya lain seperti buku, majalah, dan media cetak lainnya. Mereka juga dapat menggunakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari untuk mempelajari nilai-nilai kewarganegaraan melalui kegiatan sosial, dan lainnya. Upaya mengatasi tantangan ini, sekolah dan pemerintah perlu menyediakan sumber daya pembelajaran yang memadai, termasuk teknologi dan akses internet.Â
KESIMPULAN