Mohon tunggu...
Titis Mellinia
Titis Mellinia Mohon Tunggu... Lainnya - Hello Buddies!

Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bertahan dengan PJJ: Pentingnya Menjadi Active Learner

13 Januari 2021   09:35 Diperbarui: 13 Januari 2021   10:42 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi Dewey, demokrasi itu merupakan hal yang harus ada didalam pendidikan karena dengan adanya demokrasi dalam pendidikan dapat menjadikan seluruh siswa aktif salah satunya yaitu dengan berani mengemukakan pendapatnya dikelas. Hal ini sejalan dengan teori belajar kognitif milik John Dewey yang dalam pengaplikasiannya menekankan pada keaktifan siswa dalam berpikir dan memecahkan masalah dengan cara merekonstruksi pengalaman yang ada serta melatih cara berpikir siswa yang rasional.  

Kemudian dalam proses menjadikan siswa sebagai subjek yang aktif maka dapat dilakukan dengan menerapkan metode CBSA yang memiliki kepanjangan dari cara belajar siswa aktif karena dianggap efektif dalam pengembangan ranah kognisi siswa dan mengarahkan pada kemandirian siswa. 

Jadi active learner dalam proses pembelajaran baik itu secara langsung bertatap muka ataupun secara daring seperti saat ini yakni pembelajaran jarak jauh dapat dinyatakan sebagai suatu pembelajaran yang aktif hanya ada dan hadir jika siswa menggunakan daya kognitif mereka untuk mempelajari teori, memecahkan masalah, dan menempatkan pengalaman belajar mereka secara optimal, selain itu untuk menjadi active learner setiap siswa harus berinteraksi aktif dengan melakukan diskusi dengan guru atau dengan peserta lainnya yang semakin melatih kemampuan kognitif dan verbal siswa.

Untuk menjadi seorang active learner maka beberapa aktivitas yang dapat dilakukan dimulai dari ceramah yang interaktif antara guru dan siswa walaupun pembelajaran dilakukan secara daring tetapi harus melibatkan semua siswa yang ada sebagai umpan balik untuk guru, selain itu ceramah atau penjelasan materi yang dilakukan secara interaktif ini juga memiliki faktor pendukung seperti adanya handouts / modul hingga powerpoint agar siswa memiliki gambaran atas apa yang telah dipelajarinya dan pengalaman belajarnya pun semakin baik. 

Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan yakni dengan mengadakan diskusi sebagai bentuk pertukaran gagasan atas pengalaman antar siswa dengan siswa atau siswa dengan guru dengan cara menyampaikan argumentasinya hingga didapatkan suatu kesepakatan atas hasil diskusi tersebut. Diskusi kelompok juga tidak luput dilupakan dari hal ini, diskusi kelompok memiliki fungsi sebagai ajang untuk belajar menghargai perbedaan pendapat yang ada saat diskusi berlangsung dan sebagai suatu kesempatan bagi siswa yang belum ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran secara online maupun tatap muka. 

Selanjutnya untuk membentuk active learner adanya game juga diperlukan dalam proses pembelajaran jarak jauh secara online karena berangkat dari kritik Dewey terhadap pendidikan yang konvensional / tradisionil dimana siswa belajar dengan cara yang sangat kaku dan menegangkan kemudian fungsi game dalam proses pembelajaran yaitu mengajarkan pentingnya koordinasi dalam mencapai suatu tujuan, terdapat banyak aplikasi yang memfasilitasi adanya game edukatif yang dapat dilakukan secara jarak jauh, salah satunya yakni dengan menggunakan aplikasi quizizz sehingga belajar tidak lagi menjadi hal yang membosankan bagi siswa. 

Selain game yang menantang dan mengasah kemampuan kognitif siswa yang mengasah peran siswa sebagai active learner, pertanyaan pembuka juga turut hadir dalam memantik semangat siswa yang dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh secara online karena menjadi feedback mengenai apa yang sudah dipelajari dan yang akan di pelajari sebagai penalaman baru.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa di era pandemi sekarang ini,banyak siswa yang sebaliknya menjadi siswa yang pasif dan semakin pasif. Hal ni merupakan dampak juga menjadi resiko yang ditimbulkan oleh pembelajaran jarak jauh karena peserta didik dituntut untuk dapat mencermati dan mempelajari materi pelajaran secara mandiri atau sendiri tanpa mendapatkan pemahaman yang dijelaskan oleh guru secara lebih jauh serta kesempatan dalam bertanya yang sangat terbatas oleh waktu. 

Pembelajaran jarak jauh atau PJJ secara daring ini perlu disiapkan agar dapat lebih membangkitkan sisi active learner siswa dalam menggapai kompetensi siswa yang mempengaruhi hasil belajar dari pembelajaran siswa selama PJJ berlangsung. Peningkatan efektivitas dari pengalaman belajar siswa dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni dengan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan interaktif  serta memberikan umpan positif bagi siswa dan harus terlaksana interaksi dalam pembelajaran yang aktif walaupun dilakukan secara daring, sehingga tidak mengubah makna dan hasil dari pembelajaran walaupun dilakukan dalam pembelajaran jarak jauh.

Referensi:

Belawati, Tian dan Nizam (Ed.).2020. Potret Pendidikan Tinggi di Masa Covid-19. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun