Pada masa ini ikatan Islam terlepas simpul demi simpul, diawali dengan simpul hukum, dan diakhiri dengan simpul sholat.
Hal ini terkait juga dengan adanya pertarungan abadi antara ahlul-haq (pengikut Adam dan Hawa) dengan ahlul-batil (pengikut iblis). Manusia selalu digoda iblis, dengan 3 jebakannya: dusta, sombong, dan selalu bicara materi. Sedangkan kecenderungan pengikut Adam dan Hawa setia kepada Allah, bersifat jujur, tawadhu, dan ruhut-taubah (selalu ingin kembali kepada Allah).
Oleh karena itu, jangan menilai orang dari ilmunya saja karena jika hanya itu, maka iblispun juga berilmu, sebagaimana saat iblis khutbah di neraka (QS Ibrahim ayat 22).
Nilailah orang dari kesesuaian antara ilmu dan amalnya.
Sedemikian massif dan destruktifnya badai fitnah yang ada sehingga ancaman bagi umat Islam bukan hanya terjerumus dalam dosa kecil atau dosa besar, melainkan juga dosa pembatal iman. Termasuk ke dalam golongan orang-orang yang batal imannya adalah orang yang mengolok-olok agama, dan mengolok-olok ayat Al Quran. Inilah puncak kegelapan masa ini.
Sistem dajjal telah menjelma menjadi peradaban penuh dosa, bahkan menghasilkan umat Islam yang murtad dari agamanya, karena kehidupan tidak lagi diarahkan untuk meraih ridlo Allah, melainkan menuju penyambutan rabb palsu, yaitu Ad Dajjal (QS Al Baqarah ayat 217).
Para pendukung sistem dajjal menyusun makar berupa mega proyek New World Order sebagai bentuk persembahan dan penyambutan kedatangan pemimpin mereka, Al Masih Ad Dajjal.
Badai fitnah sistem dajjal sudah merambah ke berbagai bidang: ideologi, politik, ekonomi, sosial, hiburan, hukum, pendidikan, keluarga, informasi, medis farmasi, dan makanan, pertanian, dan peternakan.
-------
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H