Mohon tunggu...
Titi Saraswati
Titi Saraswati Mohon Tunggu... Akuntan - Musafir

cuma seseorang yang ingin menuliskan apa yang ada di pikirannya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fitnah Sistem Kafir Syirik

23 Februari 2020   10:03 Diperbarui: 23 Februari 2020   10:41 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Resume Kajian Ustad Ihsan Tanjung

Ahad, 16 Feb 2020

MT Hijratul Kaffah

Fitnah Sistem Kafir Syirik

Sistem Dajjal

Saat ini, umat Islam sedang menjalani babak paling kelam dalam perjalanan sejarahnya, babak dimana Allah SWT menguji dengan kekalahan, sedangkan kaum kafir diijinkan Allah memimpin dunia.

Hal ini dimulai sejak runtuhnya Kesultanan Ottoman Turki Utsmani 28 Rajab 1342 H atau 3 Maret 1942 M, 1342 tahun semenjak berdiri dengan kokohnya sistem iman/tauhid yang dipimpin langsung oleh Rasul Muhammad SAW di Madinah pada awal masa hijrah.

Sejak saat itu, hingga kini, peradaban sistem kafir mulai eksis, dan kaum kafir kembali leluasa menebar berbagai tipu dayanya, yang sebenarnya belum sampai 100 tahun yang lalu.

Dengan kata lain, selama 1342 tahun hijriyah Umat Islam memegang tampuk kepemimpinan, selama itu pula umat manusia hidup dalam cahaya petunjuk Allah SWT. Inilah keberkahan yang dihasilkan oleh Sistem Iman/Tauhid yang dikelola oleh kaum beriman.

Namun begitu Allah SWT mencabut hak kepemimpinan umat Islam, dan Allah ijinkan kaum kafir memimpin dunia, ternyata belum sampai 100 tahun kerusakan dan kesesatan yang ditimbulkannya begitu dahsyat. Umat manusia dipaksa hidup dalam kegelapan laksana malam yang gelap gulita.

Sistem kafir ini adalah sebuah tatanan dunia yang sejatinya dipersiapkan untuk menggelar karpet merah menyambut hadirnya Dajjal. Umat Islam dilarang mendukung sistem dajjal karena berarti turut menyambut hadirnya fitnah yang paling dahsyat sepanjang sejarah Bani Adam.

Pada masa ini ikatan Islam terlepas simpul demi simpul, diawali dengan simpul hukum, dan diakhiri dengan simpul sholat.

Hal ini terkait juga dengan adanya pertarungan abadi antara ahlul-haq (pengikut Adam dan Hawa) dengan ahlul-batil (pengikut iblis). Manusia selalu digoda iblis, dengan 3 jebakannya: dusta, sombong, dan selalu bicara materi. Sedangkan kecenderungan pengikut Adam dan Hawa setia kepada Allah, bersifat jujur, tawadhu, dan ruhut-taubah (selalu ingin kembali kepada Allah).

Oleh karena itu, jangan menilai orang dari ilmunya saja karena jika hanya itu, maka iblispun juga berilmu, sebagaimana saat iblis khutbah di neraka (QS Ibrahim ayat 22).

Nilailah orang dari kesesuaian antara ilmu dan amalnya.

Sedemikian massif dan destruktifnya badai fitnah yang ada sehingga ancaman bagi umat Islam bukan hanya terjerumus dalam dosa kecil atau dosa besar, melainkan juga dosa pembatal iman. Termasuk ke dalam golongan orang-orang yang batal imannya adalah orang yang mengolok-olok agama, dan mengolok-olok ayat Al Quran. Inilah puncak kegelapan masa ini.

Sistem dajjal telah menjelma menjadi peradaban penuh dosa, bahkan menghasilkan umat Islam yang murtad dari agamanya, karena kehidupan tidak lagi diarahkan untuk meraih ridlo Allah, melainkan menuju penyambutan rabb palsu, yaitu Ad Dajjal (QS Al Baqarah ayat 217).

Para pendukung sistem dajjal menyusun makar berupa mega proyek New World Order sebagai bentuk persembahan dan penyambutan kedatangan pemimpin mereka, Al Masih Ad Dajjal.

Badai fitnah sistem dajjal sudah merambah ke berbagai bidang: ideologi, politik, ekonomi, sosial, hiburan, hukum, pendidikan, keluarga, informasi, medis farmasi, dan makanan, pertanian, dan peternakan.

-------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun