Mohon tunggu...
Titis antikasari
Titis antikasari Mohon Tunggu... Guru - Penulis adalah profesi utama yang setiap dari kita memiliki kemampuan tersebut

Menjadi sahabat untuk diri kita sangatlah mudah. Salah satunya menjadi seorang penulis. Menulis merupakan cara elegan untuk menjadi diri kita yang lain. Sahabat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nanut dan Masker Merah Jambu

27 Oktober 2023   10:25 Diperbarui: 27 Oktober 2023   11:44 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Oh iya? Keren sekali ibu Niam. Berarti ini masker ajaib, Kak?” Riang menutup kesedihan sebagai sesama ibu sontak terpotong.

“S u r g a k u!” Nanut menjelaskan sambil menunjuk tulisan pada masker tersebut.

“Aku diberi satu masker sebagai tanda persahabatan karena ia akan diisolasi mandiri, Bu.” Kata Nanut sungguh-sungguh.  

 Wajah Bu Zubaidah tenggelam, meneteskan air mata. Ia tidak bisa membayangkan jika ia ada di posisi Bu Naim yang meregang nyawa karena covid dan meninggalkan anak yang masih sangat butuh bimbingan. Adzan maghrib berkumandang. Bapak dan Nanut salat berjamaah di mushola depan rumah. Meja makan sudah rapih dengan hidangan makan malam. Adik? Adik masih tertidur sedari sore hingga malam nanti ia minta menyusu.

***

Masker merah jambu menjadi inspirasi. Kelakar bersama bapak, ibu menyeletuk.

“Pak, kasihan ya keluarga Niam.” Bincang ibu sambil membereskan piring dan sisa makanan.

“Yah begitulah hidup, Bu. Kita terlahir dengan satu cara namun kita bisa mati dengan berbagai cara.” Nasihat Bapak.

“Kamu Nanut.” Melambai kepada anaknya kemudian merangkul.

“Kamu harus jadi anak yang penurut, ketika ibu melarang berarti hal itu tidak baik untukmu. Mengerti?” Menatap bijak.

“Mengerti Pak! Aku akan menjadi anak kebanggaan Bapak Ibu, sayang dengan adik dan berbuat baik kepada semua orang.” Senyum manis penuh keyakinan seolah merasa dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun