Mohon tunggu...
Titi Ariswati
Titi Ariswati Mohon Tunggu... Penulis - Puisititi untuk sahabat sejati

Jemari menari tebar asa suci menuju mulia hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tumor

28 Juli 2023   10:22 Diperbarui: 28 Juli 2023   10:44 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bu, masuk ruang operasi ya." Perempuan itu menyeret ranjangku.

Bismillah.

"Ibu, silakan berdoa." Perawat di samping kananku memberi komando.

Aku memohon pertolongan-Nya.

Perawat di samping kiriku mengikatkan alat tensi ke lengan kiriku.

Ada laki-laki berbaju putih mengikat tangan kananku. Jadilah aku bagai disalib. Sejenak pandangan berputar, lalu tidur sangat nyenyak.

Di kamar rumah sakit

"Bu, sudah selesai." Ada suara mempir ke telingaku. Mataku terbuka tapi kembali menutup.
Ada suara takbir, lalu bisikan doa dan Al fatikhkakh.
Aku masih enggan membuka mata.

Hari sudah siang ketika aku seratus persen sadar, gara-gara sakit kepala yang luar biasa.

Sang raja buru-buru ke ruang perawat melaporkan keadaanku.

"Kata perawat, itu pengaruh obat bius." Begitu ceritanya di samping tempat tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun