Mohon tunggu...
Titi Alfa  Khairia
Titi Alfa Khairia Mohon Tunggu... -

Seorang Blogger dan pembelajar seumur hidup, menulis 3 buku fiksi dalam antologi, akan terus menulis untuk kehidupan.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ayah, Peluklah Anakmu

5 Juli 2016   10:37 Diperbarui: 5 Juli 2016   13:03 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi seorang anak perempuan, ayah adalah cinta pertamanya. Terutama seorang anak perempuan yang tumbuh remaja, cinta dari ayah akan menguatkan rasa percaya dirinya dalam pergaulan terhadap lawan jenis. Seorang remaja perempuan tak akan mudah jatuh cinta pada rayuan anak lelaki bila ia cukup mendapat cinta dan dukungan dari ayahnya.

Sebaliknya, banyak kasus, anak perempuan terjatuh ke pelukan laki-laki tak bertanggung jawab, bila ia kehausan perhatian dan kasih sayang ayahnya. 

Memang kasus tersebut tak selalu terjadi, semua kembali kepada  bagaimana ibu  dan keluarga besarnya turut berperan menyeimbangkan kekurangan kasih sayang ayah, terutama bila terjadi kasus perceraian. 

                                                                                                            **************************

Seringkali, saat melihat seorang anak meraih kesuksesan , baik dalam pendidikan maupun karir, orang akan tergelitik untuk bertanya " Siapakah (berhubungan dengan jabatan/status)  kedua orang tua anak tersebut? dengan cara apa dia dibesarkan? Orang semacam apakah (karakter) ibu atau bapaknya?

Hal tersebut memang wajar, mengingat, banyak orang yang sukses, karena peran penting keluarga, atau kedua orang tua,  terutama ibu.

Bukan berarti, seorang anak yang tak mendapat dukungan keluarga, maka ia tak bisa sukses. Semua memang terpulang pada pribadi masing-masing orang. Namun, peran keluarga  masih menjadi faktor penentu yang kuat dalam keberhasilan seseorang .

Hal ini, karena, dari dalam keluargalah dibangun pondasi watak dan karakter seseorang. Apakah ia dididik untuk menjadi pribadi yang sabar, tekun, kuat, tangguh, pantang menyerah ataukah manja, gampang putus asa dan egois.

Peran keluarga, ibu, ayah, kakek, nenek, kakak bahkan pengasuh mengukir kesan yang sangat mendalam dalam pembentukan kepribadian seorang anak. Seorang anak yang dibesarkan dengan kasih sayang dan dukungan, akan tumbuh menjadi pribadi yang penuh percaya diri, bertanggung jawab dan mampu menentukan sendiri masa depan yang gemilang bagi dirinya.

Sementara seorang anak yang dibesarkan dengan banyak hardikan, bentakan dan sering diremehkan, ia akan tumbuh menjadi pribadi yang minder, mudah putus asa bahkan tak tahu ke mana harus mengarahkan cita-cita.

Seorang anak yang dimanjakan dengan materi dan dibiarkan menurutii keinginannya tanpa pengarahan mana yang baik dan buruk. Biasanya akan tumbuh menjadi pribadi yang egois, ingin selalu menang sendiri dan tak mampu menunda kesenangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun