Raka datang dengan membawa semua rayuannya, tanpa di sadari Kirana terbuai dengan rayuannya Raka, Kirana merasa bahwa hidupnya lebih berwarna ketika hidupnya ada Raka. Namun, seiring berjalannya waktu, Raka mulai mengubah Kirana. Kirana terjebak dalam hubungan yang tidak sehat. Raka  sering kali mengajak Raka untuk menghabiskan waktu bersamanya, mengabaikan studinya. Lama kelamaan dia mulai merasakan bahwa mimpinya semakin jauh, terbuang dalam setiap momen yang dihabiskan bersama Raka. Suatu hari mereka bertemu di salah satu cafe dekat kampus mereka.
"Kenapa kamu selalu sibuk dengan belajar, sih? Ayo, kita habiskan waktu bersama. Hidup ini harus dinikmati!" tanya Raka.
"Aku ingin, Raka, tapi aku juga punya tanggung jawab. Aku ingin mendapatkan beasiswa dan mewujudkan impian menjadi guru." Jawab Kirana dengan sedikit Ragu
"Tapi kamu sudah punya banyak waktu untuk itu. Ayo, hidupkan momen ini!" balas Raka dengan sedikit menyentuh lengan Kirana.
"Aku tahu, tapi aku tidak bisa terus menerus mengabaikan studiku. Ini penting bagiku." Kata Kirana dengan berpikir.
Hari demi hari sudah terlewati dan Kirana lama kelamaan menyadari bahwa dia sudah melangkah lebih jauh. Suatu malam, setelah menjalani malam yang panjang penuh perdebatan dengan  Raka, Dia merenungkan semuanya di kamar kost nya. Di dalam kamar kost yang hening hanya ada suara detik jarum jam saja membuat dia mengingat nasihat orang tuanya yang sebelum dia memulai studinya di Kota orang ini, orang tuanya pernah bilang "Jaga selalu mimpimu, karena mereka adalah pemandu yang menuntunmu melalui kegelapan."
Kata-kata itu mengingatkan Kirana akan tujuan hidupnya dan tujuan dia berada di Kota Bunga ini. Dengan tekad baru, dia memutuskan untuk berbicara dengan Raka. Dia ingin menjelaskan betapa pentingnya mimpinya dan harapan orang tuanya. Namun, Raka menolak memahami. Raka lebih suka menghabiskan waktu dengan Kirana daripada melihatnya berjuang untuk masa depannya. Raka mempersulit jalan Kirana untuk mencapai mimpi-mimpinya. Â
Kejadian itu membuat Kirana merasa bimbang antara cinta dan ambisi, di tengah kebingungan itu Kirana bercerita kepada orang yang paling dia percaya dan orang yang paling dia andalkan yaitu kakak laki-lakinya.
"Kirana, kamu terlihat ada yang dipikirkan. Apa yang terjadi? Ceritakan padaku." Tanya sang Kakak.
"Aku bingung, Kak. Raka selalu ingin kita bersama, tapi aku merasa studiku jadi terabaikan. Aku sudah mengabaikan banyak tugas karena terlalu sering menghabiskan waktu bersamanya." Sambil menghela napasnya Kirana menjawab dan menceritakan sedikit permasalahannya dengan sang kakak.
"Kamu tahu, cinta itu seharusnya memberi dukungan, bukan malah menghalangi. Apakah Raka mengerti impianmu?" Tanya sang kakak.