Kesehatan reproduksi remaja adalah penyakit yang berkaitan dengan gangguan kesehatan organ reproduksi yang kesiapannya dimulai sejak usia muda, yaitu saat remaja putri pertama kali mendapat haid atau remaja pria mengalami mimpi basah. Kesehatan reproduksi remaja meliputi fungsi, proses, dan sistem reproduksi remaja. Sehat tidak hanya berarti bebas dari penyakit atau cedera, tetapi juga sehat secara fisik,mental, dan sosial.
Menjaga kesehatan reproduksi sangat penting, terutama bagi kaum muda. Ini karena masa remaja adalah waktu terbaik untuk membangun kebiasaan hidup bersih yang baik yang dapat bermanfaat dalam jangka panjang.
Remaja adalah orang yang berusia antara 12 sampai dengan 24 tahun. Masa remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Artinya pembelajaran dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sudah dimulai sejak masa ini.
eks Parafrase
Secara sederhana, reproduksi berasal dari kata re yang artinya memulihkan, dan production yang artinya membuat atau menghasilkan. Reproduksi dapat diartikan sebagai proses kehidupan manusia dalam reproduksi keturunan. Karena definisi yang terlalu umum ini, reproduksi seringkali dilihat hanya sebagai persetubuhan atau keintiman. Intinya adalah bahwa banyak orang tua merasa tidak nyaman berbicara dengan anak remaja mereka tentang masalah ini. Padahal, kesehatan reproduksi khususnya pada remaja adalah kondisi kesehatan yang meliputi sistem, fungsi,dan proses reproduksi.
Kurangnya edukasi tentang masalah reproduksi justru dapat menimbulkan masalah yang tidak diinginkan. Salah satu hal yang sering terjadi akibat kurangnya sosialisasi dan edukasi adalah PMS, kehamilan dini dan aborsi yang mengakibatkan hilangnya nyawa remaja.
Remaja perlu dididik tentang kesehatan reproduksi. Tidak hanya untuk menjaga kesehatan dan fungsi organ tubuh tersebut, memiliki informasi yang tepat untuk percakapan tersebut juga dapat menghindarkan remaja dari melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
Pengetahuan yang benar tentang proses reproduksi dan menjaga kesehatan diharapkan dapat meningkatkan tanggung jawab remaja. Apalagi jika menyangkut proses reproduksi dan kemampuan berpikir berbeda sebelum melakukan hal-hal yang mungkin merugikan.Pengetahuan tentang masalah reproduksi tidak hanya wajib bagi remaja putri. Karena anak laki-laki juga perlu mengetahui dan memahami cara hidup dengan reproduksi yang sehat. Pergaulan yang salah pada akhirnya dapat merugikan remaja juga.
Informasi tentang informasi kesehatan reproduksi dasar, yaitu:
1. Pengenalan sistem, proses dan fungsi organ reproduksi. Usahakan untuk menyampaikan informasi yang sesuai dengan usia dan kesiapan anak. Namun sebaiknya hindari penggunaan beberapa istilah yang justru dapat mengaburkan makna dan membuat anak merasa dekat dengan masalah reproduksi.
2. Pengemasan berisiko. Aspek ini juga harus didekatkan dan diwariskan kepada generasi muda yang sudah beranjak dewasa. Ketika kaum muda menyadari potensi risikonya, mereka pasti akan lebih berhati-hati dan lebih menjaga kesehatan reproduksinya.
3. Kekerasan seksual dan cara menghindarinya. Anak muda harus dikenalkan dengan hak-hak reproduksi.
Informasi juga diperlukan tentang kemungkinan kekerasan seksual, bentuk dan cara pencegahannya.
Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai dengan perubahan fisik, emosional, dan psikologis. Masa remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Masa remaja adalah masa ketika individu berkembang secara fisik dan psikologis dan memperoleh identitas pribadi. Di akhir masa kritis perkembangan ini, individu harus siap memasuki masa dewasa.
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan fisik yang pesat disertai dengan banyak perubahan termasuk pertumbuhan organ tubuh sehingga dapat tercapai reproduksi yang menunjukkan kematangan dan kemampuan untuk melakukan fungsi reproduksi. Kaum muda biasanya tidak banyak mendapat informasi dasar tentang kesehatan reproduksi. Banyak anak muda tidak memiliki hubungan yang tidak stabil dengan orang tua atau orang dewasa.
Sebagai pengantar kesehatan reproduksi, remaja harus mengetahui:
1. Pengenalan proses, fungsi dan sistem reproduksi
2. Kesadaran akan HIV/AIDS dan penyakit menular seksual lainnya serta dampaknya terhadap kesehatan reproduksi
3. Ketahui dan hindari kekerasan seksual
4. Pengetahuan tentang pengaruh media massa dan media sosial terhadap aktivitas seksual
5. Kembangkan keterampilan komunikasi, terutama membangun kepercayaan diri untuk menghindari hal yg negatif.
Perubahan fisik, psikologis, dan emosional yang dialami remaja pada masa remaja dapat membuat remaja lebih ekspresif dalam mengeksplorasi alat kelamin dan perilaku seksualnya. Pada saat yang sama, misinformasi dan miskonsepsi tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi dapat menyebabkan remaja berperilaku dengan cara yang membahayakan kesehatan reproduksi mereka. Oleh karena itu, peran orang tua dan guru menjadi penting dalam membantu remaja untuk mencari dan menemukan informasi yang menyangkut kesehatan reproduksi.
Ciri lain yang dimiliki remaja adalah banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang dalam berbagai hal, tidak terkecuali bidang seks. Dari sudut pandang kesehatan, tindakan menyimpang yang sangat mengkhawatirkan adalah masalah yang berkaitan dengan seks bebas , penyebaran penyakit kelamin, kehamilan di luar nikah atau kehamilan yang tidak dikehendaki di kalangan remaja.
Pemahaman seksual anak muda saat ini masih belum lengkap. Kurangnya pemahaman ini antara lain dapat diindikasikan dengan ketidaktahuan akan berbagai materi tentang seksualitas. Berbagai topik terkait kesehatan reproduksi remaja memerlukan upaya untuk mengembangkan program pendidikan kesehatan reproduksi remaja yang dapat mencakup:
1) penyediaan layanan klinis,
2) memberikan informasi yang akurat,
3) merefleksikan keterampilan dan aspek kehidupan kaum muda,
4) juga skema jaminan pemuda yang sesuai atau relevan.
Penyuluhan kesehatan reproduksi bagi remaja bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan, mengubah perilaku masyarakat atau masyarakat dari perilaku menuju perilaku sehat. Seperti yang kita ketahui, perilaku tersebut tidak sesuai dengan prinsip kesehatan. Sehingga dapat terjadi gangguan kesehatan. Selain itu, tujuan pendidikan kesehatan adalah mengubah pengetahuan, pemahaman, pendapat dan persepsi, mengubah sikap dan persepsi, serta menanamkan kebiasaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H