Bidang kesehatan sering kali memupuk budaya kompetitif yang kuat. Mahasiswa mungkin merasa bahwa mereka harus bersaing satu sama lain untuk mendapatkan nilai terbaik, magang terbaik, atau posisi pekerjaan yang bergengsi di kemudian hari.
4. Ketidakpercayaan Diri
Mahasiswa yang merasa kurang percaya diri terhadap kemampuannya sendiri akan lebih rentan melakukan kecurangan. Mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak akan mampu berhasil tanpa bantuan ilegal, seperti mencontek atau mengambil karya orang lain.
Mengapa Keadilan Sosial Penting dalam Konteks Kecurangan Akademik?
Keadilan sosial menekankan pentingnya memberikan kesempatan, dan perlakuan yang setara bagi setiap individu. Dalam hal pendidikan, ini berarti setiap mahasiswa memiliki hak untuk mendapatkan pengalaman belajar yang jujur dan adil, tanpa harus merasa tertindas oleh sistem atau pihak lain yang melakukan pelecehan intelektual atau kecurangan akademik. Kecurangan akademik adalah bentuk ketidakadilan, karena mencederai prinsip meritokrasi di mana keberhasilan akademik harusnya diraih berdasarkan kemampuan dan usaha individu, bukan dari tindakan manipulatif seperti menyontek ataupun plagiarisme.
Beberapa kampus memang mendorong mahasiswanya untuk memulai dan menyelesaikan studi secara bersamaan, tetapi metode untuk mencapai tujuan tersebut harus didasarkan pada prinsip keadilan. Adanya solidaritas dalam kelompok tidak boleh dijadikan pembenaran untuk melakukan pelecehan intelektual, seperti mencontek atau membantu secara tidak sah hanya demi menjaga kebersamaan. Kultur ini tidak hanya merusak kepercayaan akademik tetapi juga mengurangi kualitas lulusan di bidang kesehatan, yang pada akhirnya dapat berdampak pada pelayanan kesehatan masyarakat.
Kemampuan individu dalam memahami materi memang berbeda-beda, terutama di lingkungan akademik yang ketat seperti kampus kesehatan. Namun, perbedaan ini harusnya menjadi dorongan untuk saling mendukung dalam konteks pembelajaran yang sehat, bukan dengan cara yang merugikan integritas akademik. Mahasiswa yang memiliki pemahaman lebih lambat perlu mendapatkan dukungan akademik, seperti bimbingan tambahan atau pelatihan keterampilan belajar yang lebih efektif, agar mereka dapat berkembang secara wajar.
Sebaliknya, membiarkan atau bahkan mempromosikan ketidakjujuran demi menjaga solidaritas hanya akan memperburuk ketidakadilan. Kompetisi yang sehat, didukung oleh regulasi keadilan yang jelas, adalah kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan adil. Setiap mahasiswa harus didorong untuk berkompetisi secara adil berdasarkan kemampuannya sendiri, dengan demikian memperkuat profesionalisme dan integritas mereka dalam menjalani karier di bidang kesehatan.
Peran Kejujuran dalam Keadilan Sosial
Kejujuran merupakan fondasi utama dari keadilan sosial dalam pendidikan. Kampus kesehatan harus menanamkan nilai ini sejak awal kepada mahasiswanya, karena kejujuran tidak hanya penting dalam ujian atau tugas, tetapi juga dalam praktik profesional di masa depan.
Dalam dunia kesehatan, keputusan yang dibuat oleh tenaga kesehatan berdampak langsung pada kehidupan manusia. Jika seorang profesional kesehatan terbiasa berbuat curang selama masa pendidikan, ada kekhawatiran bahwa ia akan membawa perilaku ini ke dalam praktik profesionalnya. Oleh karena itu, kampus kesehatan perlu memperkuat pendidikan karakter yang berfokus pada integritas dan kejujuran.