Mohon tunggu...
Tisma Silviana
Tisma Silviana Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Nama saya Tisma Silviana, saya saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya prodi D3 Keperawatan, hobi saya menyanyi, menggambar, menulis karangan, dan juga suka menonton, berkeinginan menjadi konten kreator dan perawat. Saya suka berinteraksi dengan orang baru karena dari sini saya bisa mendapatkan pelajaran baru juga. Saya berkomitmen untuk selalu tepat waktu dalam hal apapun (kuliah, pekerjaan, tugas, dll) kunci dari kesuksesan menurut saya adalah "Mengerjakan sesuatu dengan teliti, ikhlas, maksimal dan tepat waktu" (Tidak mudah putus asa) dan dilarang keras bermalas malas an terlalu lama.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Demam Berdarah Dengue (DBD)

26 Oktober 2024   21:51 Diperbarui: 26 Oktober 2024   22:16 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Di Indonesia, DBD menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius, dengan tingkat penyebarannya termasuk yang tertinggi di Asia Tenggara. Penyakit ini menjadi perhatian serius di banyak negara tropis, termasuk Indonesia, terutama selama musim hujan ketika populasi nyamuk meningkat.

Virus dengue adalah penyebab utama DBD, yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini memiliki ukuran kecil dengan tubuh hitam pekat, serta garis-garis putih pada punggung dan kaki. Mereka aktif menggigit terutama di pagi dan sore hari, meskipun kadang juga pada malam hari. Nyamuk ini lebih sering ditemukan di tempat gelap dan sejuk, seperti di dalam rumah.

Faktor risiko untuk terkena DBD termasuk tinggal atau berkunjung ke daerah tropis dan subtropis, seperti Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Afrika. Riwayat infeksi virus dengue sebelumnya juga dapat meningkatkan risiko mengalami gejala yang lebih parah. Usia di bawah 15 tahun juga menjadi faktor risiko yang lebih tinggi.

Gejala DBD biasanya muncul 4-10 hari setelah terpapar virus dan dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Beberapa gejala umum meliputi:

- Demam tinggi mendadak yang berlangsung terus-menerus.

- Nyeri otot dan sendi.

- Mual dan muntah.

- Kelemahan dan kelelahan.

- Bintik-bintik perdarahan di kulit (petechiae) dan mimisan

Pada anak-anak, gejala dapat berbeda, dan mereka mungkin tidak dapat mengkomunikasikan rasa sakit yang dirasakan. Oleh karena itu, orang tua perlu waspada terhadap perubahan perilaku seperti rewel, tidak nafsu makan, dan muntah.

Gejala DBD biasanya dimulai dengan demam tinggi mendadak, yang dapat mencapai 39 derajat Celcius, dan berlangsung selama 2-7 hari. Gejala lain yang sering muncul meliputi nyeri kepala, menggigil, lemas, nyeri di belakang mata, otot, dan tulang, serta ruam merah pada kulit. Penderita juga dapat mengalami mual, muntah, gusi berdarah, dan gejala gastrointestinal seperti muntah darah. Pada fase kritis, suhu tubuh mungkin menurun dan tubuh terasa dingin, meskipun pasien merasa lebih baik; ini adalah waktu yang berbahaya karena dapat mengarah pada sindrom syok dengue.

Fase Penyakit

Infeksi dengue terbagi menjadi tiga fase:

1. Fase Demamn: Gejala awal muncul, dan demam tinggi terjadi.

2. Fase Kritis : Biasanya terjadi setelah demam turun, di mana pasien dapat mengalami kebocoran plasma dan risiko syok.

3. Fase Penyembuhan: Gejala mulai membaik, dan pemulihan terjadi

Diagnosis DBD dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan laboratorium. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk mendeteksi demam tinggi dan tanda kebocoran plasma. Tes tourniquet sering digunakan untuk mencari petechiae. Analisis darah diperlukan untuk memeriksa jumlah sel darah putih dan merah, serta mendeteksi antigen virus dengue dan antibodi.

Pengobatan DBD fokus pada hidrasi untuk mencegah dehidrasi, baik melalui cairan oral maupun intravena. Pasien disarankan untuk beristirahat dan dapat menggunakan kompres untuk meredakan demam. Obat penurun panas seperti parasetamol bisa diberikan. Selalu penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Hingga saat ini, belum ada obat khusus untuk DBD. Penanganan utama adalah dengan menjaga asupan cairan untuk mencegah dehidrasi akibat kebocoran plasma. Beberapa jenis cairan yang dianjurkan meliputi:

1. Cairan Isotonik : Membantu mengembalikan elektrolit yang hilang.

2. Oralit : Dapat digunakan untuk menggantikan cairan dan elektrolit.

3. Susu dan Jus Buah : Sumber elektrolit yang baik

Pencegahan DBD sangat penting, terutama di daerah yang rawan. Beberapa langkah pencegahan DBD meliputi menguras tempat penampungan air, menutup wadah air, dan menjaga kebersihan rumah. Penggunaan lotion atau obat nyamuk, penyemprotan, dan penggunaan kelambu saat tidur juga dianjurkan. Vaksinasi dengue tersedia untuk anak-anak berusia 9-16.

Komplikasi DBD yang perlu diperhatikan meliputi mimisan, gusi berdarah, dan gejala berat seperti muntah darah dan penurunan kesadaran. Kondisi ini dapat berujung pada dengue shock syndrome (DSS), yang berpotensi fatal.

Jika mengalami gejala demam selama 3 hari dan gangguan aktivitas, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter dan melakukan tes darah.

Referensi:

Mayo Clinic. Diakses 2022. Dengue Fever.

NCBI. Diakses 2022. Dengue fever and dengue haemorrhagic fever in adolescents and adults.

WHO. Diakses 2022. Dengue.

CDC. Diakses 2022. Dengue.

CDC. Diakses 2022. Tourniquet Test.

https://ayosehat.kemkes.go.id/topik/demam-berdarah-dengue

https://herminahospitals.com/id/articles/5-minuman-yang-dapat-atasi-gejala-demam-berdarah-dengue-dbd.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun