Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Di Indonesia, DBD menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius, dengan tingkat penyebarannya termasuk yang tertinggi di Asia Tenggara. Penyakit ini menjadi perhatian serius di banyak negara tropis, termasuk Indonesia, terutama selama musim hujan ketika populasi nyamuk meningkat.
Virus dengue adalah penyebab utama DBD, yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini memiliki ukuran kecil dengan tubuh hitam pekat, serta garis-garis putih pada punggung dan kaki. Mereka aktif menggigit terutama di pagi dan sore hari, meskipun kadang juga pada malam hari. Nyamuk ini lebih sering ditemukan di tempat gelap dan sejuk, seperti di dalam rumah.
Faktor risiko untuk terkena DBD termasuk tinggal atau berkunjung ke daerah tropis dan subtropis, seperti Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Afrika. Riwayat infeksi virus dengue sebelumnya juga dapat meningkatkan risiko mengalami gejala yang lebih parah. Usia di bawah 15 tahun juga menjadi faktor risiko yang lebih tinggi.
Gejala DBD biasanya muncul 4-10 hari setelah terpapar virus dan dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Beberapa gejala umum meliputi:
- Demam tinggi mendadak yang berlangsung terus-menerus.
- Nyeri otot dan sendi.
- Mual dan muntah.
- Kelemahan dan kelelahan.
- Bintik-bintik perdarahan di kulit (petechiae) dan mimisan
Pada anak-anak, gejala dapat berbeda, dan mereka mungkin tidak dapat mengkomunikasikan rasa sakit yang dirasakan. Oleh karena itu, orang tua perlu waspada terhadap perubahan perilaku seperti rewel, tidak nafsu makan, dan muntah.
Gejala DBD biasanya dimulai dengan demam tinggi mendadak, yang dapat mencapai 39 derajat Celcius, dan berlangsung selama 2-7 hari. Gejala lain yang sering muncul meliputi nyeri kepala, menggigil, lemas, nyeri di belakang mata, otot, dan tulang, serta ruam merah pada kulit. Penderita juga dapat mengalami mual, muntah, gusi berdarah, dan gejala gastrointestinal seperti muntah darah. Pada fase kritis, suhu tubuh mungkin menurun dan tubuh terasa dingin, meskipun pasien merasa lebih baik; ini adalah waktu yang berbahaya karena dapat mengarah pada sindrom syok dengue.