Mohon tunggu...
Gunawan Setiadi
Gunawan Setiadi Mohon Tunggu... profesional -

Pensiunan Kemenkes, pendiri wirausaha sosial kesehatan Klinik Umiyah (http://www.klinik-umiyah.com/) dan Tirto Jiwo (http://www.tirtojiwo.org/ )

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Membangun Daya Tahan terhadap Serangan Depresi

27 Mei 2012   04:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:44 5359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


  • Pada setiap sore atau malam sebelum tidur, tulis 3-5 hal yang terjadi pada hari itu yang membuat anda bersyukur. Misalnya: masih punya mata yang bisa untuk melihat TV, masih bisa tidur dirumah tidak menggelandang dijalan, tidak sakit kanker yang harus kemoterapi, dll.
  • Buat jurnal atau buku harian untuk menulis hal hal positif yang terjadi pada hari itu. Jurnal ini sebaiknya dibaca ulang ketika perasaan sedang “jatuh”.Misalnya, pagi sarapan nasi dengan telor dan minum teh hangat, diajak ketoko melihat liha
  • Banyak berdzikir mengucap syukur (alhamdulillah) dan memuji Allah (subhanallah)
  • Kirim email atau surat ucapan terima kasih kepada orang orang yang membuat kita positif hari ini.
  • Ucapkan terima kasih kepada siapa saja yang memberikan kontribusi kepada kita pada hari ini.
  • Datangi bangsal kelas 3 rumah sakit atau orang orang yang sedang kesusahan dan doakan agar mereka lekas sembuh atau menjadi lebih baik. Lebih baik lagi bila anda mau bersedekah kepada mereka, dijamin depresi anda akan segera sembuh.

8.8. Berlatih melakukan pemecahan masalah.

Semua orang, termasuk penderita depresi perlu mempunyai ketrampilan pemecahan masalah. Sejak duduk di bangku sekolah, kita sudah diajari cara cara pemecahanan masalah, misalnya: berapa 2+2 = 4. Namun pemecahan masalah kehidupan sering sangat kompleks. Masalah sosial dan kejiwaan biasanya bersifat atau dipengaruhi banyak faktor sehingga pemecahannya sering tidak gampang.

Setiap orang dalam hidupnya pasti menghadapi masalah. Bila seseorang mampu memecahkan masalah, maka kemungkinan orang tersebut mengalami stress atau depresi menjadi berkurang. Seseorang yang mengalami depresi menjadi berkurang depresinya setelah masalahnya terpecahkan.

Untuk itu, setiap orang perlu belajar teknik pemecahan masalah karena dengan mampu memecahkan masalah dengan baik, maka kinerja di sekolah maupun dikantor akan meningkat; hubungan dengan teman, saudara atau atasan menjadi lebih baik; hidup akan lebih memaskan dan kepercayaan diri juga akan meningkat.

Secara singkat, langkah langkah pemecahan masalah dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:

oProblem orientation. Langkah pertama adalah mengakui atau menyadari bahwa masalah itu ada. Banyak masalah besar muncul karena masalah kecil tidak dipecahkan sehingga menjadi besar. Mengakui bahwa masalah itu ada dan upaya untuk memecahkan masalah, meskipun berat dan tidak gampang, adalah suatu upaya yang perlu dilakukan dan akan membawa manfaat. Misalnya: kita akui atau sadari bahwa dengan penghasilan Rp 5 juta per bulan namun kita mempunyai pengeluaran Rp 6 juta per bulan.

oProblem definition. Mengenal seluk beluk dari masalah tersebut, seperti sejak kapan munculnya, seberapa besar masalah, apa yang mendorong timbulnya, apa yang bisa membuat masalah menjadi lebih ringan atau apa yang membuat menjadi lebih berat, dll. Misalnya: kita perlu informasi tentang sejak kapan pengeluaran Rp 6 juta perbulan, untuk apa saja pengeluaran Rp 6 juta per bulan itu, berapa pengeluaran untuk sesuatu yang perlu dan berapa pengeluaran untuk hal hal yang berupa kesenangan (berapa pengeluaran untuk biaya sekolah anak, berapa pengeluaran untuk beli baju pesta).

oPengembangan alternatif pemercahan masalah. Buat daftar hal hal apa saja yang bisa memecahkan masalah. Setiap alternatif pemecahan masalah kemudian dinilai mana yang paling tepat bisa memecahkan masalah yang ada. Misalnya: dalam masalah dimana pemasukan hanya Rp 5 juta perbulan, namun pengeluaran Rp 6 juta perbulan, maka ada beberapa laternatif pemecahan masalah: (a) mencari penghasilan tambahan, misalnya dengan bekerja lembur, bekerja paruh waktu ditempat lain, membuat les, dll (b) mengurangi pengeluaran, misalnya dengan mengurangi jalan jalan ke mall, tidak membeli baju bermerek, mengurangi makan di restoran. Contoh yang lain: anak mendapat hasil ulangan matematika dengan nilai terendah. Ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan: (a) tidak mau sekolah, mengurung diri dan tidak mau bergaul, dan akhirnya menjadi depresi. (b) belajar lebih giat dengan mengundang guru les privat, lebih banyak mengerjakan pekerjaan rumah. Akhirnya, jangka panjang, akan menjadi anak pintar.

oPengambilan keputusan. Memilih alternatif pemecahan mana yang akan dilaksanakan. Dari setiap alternatif pemecahan masalah diatas, dipilih mana yang paling baik. Misalnya: ada anak yang nilai ulangan matematika jatuh. Anak tersebut (dengan dukungan keluarga), bisa memilih alternatif (b) dan menjalani hidup sehat.

oImplementasi. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan pemecahan masalah yang dipilih. Implementasi ini tidak gampang. Bila kita sudah terbiasa mengeluarkan Rp 6 juta per bulan, akan sulit untuk mengurang pengeluaran menjadi hanay Rp 4 juta per bulan, misalnya. Banyak hambatannya, seperti gengsi, tidak nyaman, malu.

oMonitoring dan evaluasi. Mengamati apakah ada perbaikan sesuai dengan yang direncanakan atau perlu dilakukan perubahan perubahan lebih lanjut.

9.Meminta bantuan akhlinya

Kita perlu mempunyai dukungan orang yang akhli dibidangnya. Saat ini, dengan adanya internet, banyak hal yang positif bisa kita dapat dari internet. Kita bisa mendapatkan informasi tentang depresi dan konsultasi secara gratis lewat internet.

Langkah terakhir bila kondisi depresi semakin memburuk adalah dengan meminta pertolongan ahlinya.Datangilah dokter ahli jiwa, khususnya bila anda mempunyai keinginan atau pikiran bunuh diri. Psikolog dan profesional bimbingan lainnya juga akan dapat membantu anda mengurangi depresi.

Referensi: Depresi: Panduan bagi penderita, keluarga dan teman dekat (e-book gratis)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun