Perubahan sistem hukum yang diusung tersebut diketahui akan merubah sistem hukum negara dan melemahkan Mahkamah Agung Israel.
Para kritikus menyebut reformasi ini dapat menghancurkan demokrasi Israel.
Pihak oposisi juga menyebut bahwa reformasi yang diusung oleh pihak Netanyahu akan merampas independensi peradilan dan merusak demokrasi Israel. Para pemimpin oposisi Israel, menolak gagasan reformasi Netanyahu.
Reformasi yang diusung Netanyahu disebut sebagai upaya Netanyahu untuk membebaskan dirinya dari berbagai kasus "suap, penipuan, serta pelanggaran kepercayaan" yang menjeratnya.
Mulanya, pada tahun 2016 pihak berwenang Israel mulai melakukan investigasi terhadap Netanyahu karena menemukan kecurigaan. Pihak berwenang Israel mencurigai Perdana Menteri Netanyahu kerap memberikan "bantuan resmi" kepada para pengusaha kaya dengan berbagai imbalan hadiah.
Netanyahu dituduh menerima berbagai barang mewah, mengganggu investigasi pihak berwenang, serta melakukan manipulasi kepada dua media terkemuka Israel.
Lalu pada Februari 2018, Polisi setempat secara resmi merekomendasikan agar Netanyahu diadili atas tuduhan-tuduhan tersebut.
Pada November 2019, Netanyahu didakwa dengan kasus suap, penipuan, serta pelanggaran kepercayaan. Persidangannya pun dijadwalkan akan mulai dilakukan pada Mei 2020.
Netanyahu terjerat tiga kasus yang dikenal dengan Kasus 1000, Kasus 2000, serta Kasus 4000.
Kasus 1000 adalah kasus dimana Netanyahu dan istrinya diduga menerima berbagai hadiah senilai $280.000 dari Arnon Milchan (produser Hollywood) dan James Packer (pebisnis Australia) sebagai tanda terima kasih atas bantuan politiknya pada tahun 2007-2016.
Lalu pada Kasus 2000, Netanyahu diduga terlibat dalam aksi lobi dengan Arnon Mozes (pemilik surat kabar harian besar Israel, Yedioth Ahronoth) terkait permintaan pemberitaan positif. Pihak berwenang menyebut Netanyahu dan Mozes bekerja sama untuk menekan perkembangan rival surat kabar Yedioth Ahronoth, Israel Hayom melalui regulasi pemerintah dan cara lainnya.