Mohon tunggu...
TION ISWANTO
TION ISWANTO Mohon Tunggu... Lainnya - PENULIS PEMULA

Terampil dalam berkarya, Tekun dalam berjuang dan Tulus dalam berbuat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cara Tuhan Menunjukkan Keadilan

24 Agustus 2023   05:09 Diperbarui: 24 Agustus 2023   05:51 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hujan deras mengguyur kampung Jagapura, warga-warga enggan untuk keluar, lebih nyaman dirumah berkumpul dengan keluarga untuk menghangatkan suasana yang dingin.

Berbeda dengan keluarga kecil mas Tejo dan Istrinya mbak Sari. Keduanya belum dikaruniai anak sejak menikah 2 tahun yang lalu.

"Mas beras kita tinggal sedikit, cukup buat sore nanti, kapan mas narik ojek?: Tanya istrinya.

"Iya sayangg, di luar sedang diguyur hujan, tapi mas coba usahakan cari penlanggan di tengah hujan, semoga ada" mas Tejo sembari melihat aplikasi ojek, siapa tahu ada pelanggan yang butuh jasanya. Terlihat mustahil, tapi mas Tejo sosok yang bertanggungjawab, tetap mencoba terus menerus memantau aplikasi ojeknya.

"Aduh, driver model apa sih, setiap pesan ojol selalu dibatalin, bentar lagi kelas kursus mau dimulai lagi" grutu Mina yang sedari tadi memesan ojol tak kunjung dapat.

"ah, coba lagi, siapa tahu dapat ojol ditengah hujan" Mina mencoba lagi untuk memesan ojol, konsekunesi jika tidak masuk kursus, maka pelatihnya akan marah besar, peraturan yang aneh memang. Hujan tak hujan tak bboleh jadi alasan untuk tak masuk untuk berlatih.

Akhirnya usaha mas Tejo berhasil mendapatkan pelanggan di tengah-tengah hujan. "Sayang, Alhamdulillah mas dapat pelanggan" sembari tersenyum ke istrinya.

"Alhamdulillah, syukurlah mas, rezeki kita hari ini" jawab sang istri, sembari menyiapkan yang diperlukan untuk pelanggan seperti helm dan jas hujan dan diserahkan ke mas Tejo.

"nih mas keperluannya, semoga lancer ya mas"

"makasih sayang, mas berangkat dulu ya, assalamualaikum" sembari menyalakan motornya.

"walaikumsalam" jawab istrinya.

"horiii, Alhamdulillah akhirnya dapat ojol nih" Mina kegirangan mendapatkan driver kali ini, walau tetap hujan di luar sana.

"Halo pak sini masuk gerbang" Mina menyuruh driver ojol, di sambungan telepon.

"Baik neng" jawab mas Tejo sigap.

Mas Tejo mengantarkan pelangganya ke tempat tujuannya, jarak yang ditempuh cukup jauh dari titik penjemputan. Tak menyerah, mas Tejo menjalani dengan sepenuh hati, demi sang istri yang dicintai. Mas Tejo agak terganggu dari bisik-bisik warga disekitar. Dririnya tak percaya begitu saja dari bisik-bisik warga. Jelas-jelas istrinya mencintai dirinya dengan tulus, kemungkinan kecil untuk berbuat serong dari dirinya.

Nampak orang sedang mengendap-endap dibelakang rumah mas Tejo dan istrinya. Ia berhasil menyelinap dipintu belakang rumah mas Tejo.

Tuk, tuk, tuk, ketukan pelan dari sosok tersebut. Terdengar dari dalam yang membuka pintu tersebut.

"ayo pak buruan masuk" ucap sosok di dalam rumah.

Sosok yang di luar sembari tengok kanan dan kiri, takut ketawan warga, akhirnya berhasil masuk setelah memastikan tidak ada yang melihat dirinya masuk ke rumah orang.

"Terima kasih pak, nih bayarannya" Mina mengeluarkan lembar ratusan ribu, dan menyerahkannya.

"aduh neng, tidak ada kembaliannya" jawab mas Tejo.

"tidak usah kembalian, bapak sudah mengantarkan saya di tengah hujan gini, jadi biarin aja, itu sebagai rezeki bapak bekerja di tengah hujan" ucap Mina dengan tulus memberikan bayaran lebih ke drivernya, dirinya bersyukur masih bisa diantar di tempat kursus walau keadaanya hujan. Driver ini sebagai penolong untuk menghindari omelan dari pelatihnya.

"baiklah neng saya terima ini, dan terima kasih banyak yaa" jawab mas Tejo senang.

"Iya pak, sama-sama" jawab Mina.

Keduanya berpisah di tempat. Mas Tejo bersyukur, hari ini mendapatkan rezeki lebih. Berfikir untuk pulang, karena rezeki kali ini cukup buat beli beras dan lauk selama tiga hari kedepan. Narik ojeknya bisa dilanjut esok hari. Mas Tejo memutuskan untuk pulang dan memberikan hasilnya untuk istrinya di rumah.

Sesampainya di rumah, mas Tejo sengaja diam-diam memasuki rumah, untuk mengejutkan istrinya bahwa dirinya sudah pulang dan membawa rezeki lebih. Sungguh kaget mas Tejo melihat istrinya sedang asyik bermain cinta dengan pria lain di kamarnya.

Jebreeeeeet, trang, pintu  kamar diatasnya kaca didobrak mas Tejo. Sosok di dalamnya sontak kaget, dan buru-buru membenahi pakaian masing-masing.

"kurang ajaaaaar, istri bajingan" emosi mas Tejo memuncak.

Sontak warga-warga di luar mendengar dobrakan pintu dan teriakan mas Tejo, dan warga menghampiri rumah mas Tejo dan ada yang masuk ke dalam. Pak RT turut hadir beserta menantu ustadznya.

Sumpah serapah mas Tejo keluar dari mulutnya untuk istrinya dan selingkuhannya. Dirinya baru mempercayai bisik-bisik warga selama ini, ternyata kelakuan istrinya diluar akpetasi dirinya.

Pak RT menenangkan warga termasuk mas Tejo, agar tidak main hakim sendiri. Kedua pelaku dibawa ke pihak berwajib.

Ustadz usman sebagai menantu pak RT ikut menenangkan warga. Ustadz pula menenangkan mas Tejo yang sedang dilanda mala petaka.

"sabar mas, ini bukti Tuhan menunjukan keadilan untuk mas melihat kejadian ini, jika mas mencari rezeki tidak kunjung mencari, mungkin mas tidak akan tahu apa yang sudah dilakukan selama ini oleh istrinya, dengan cara mas mencari rezeki di tengah-tengah hujan itu merupakan cara Tuhan untuk menunjukan keadilannya, dan tak tanggung mas mendapatkan rezeki lebih, dan berpikir untuk pulang ke rumah, akhirnya mas diperlihatkan apa yang selama ini istri mas lakukan dibelakan mas" Ustadz Usman menasihati mas Tejo dengan sepenuh hati.

Akhirnya mas Tejo menerima nasehat-nasehat ustadz Usman. Ustadz menyarankan kuntuk mas Tejo agar mengampuni keduanya, berikan kesempatan untuk istrinya untuk mengakui kesalahan dan tidak akan mengulangi lagi, jika kelakuan istrinya masih sama, maka jangan dipertahankan alias diceraikan saja. Mas Tejo menerima masukan dan saran dari ustadz Usman, sepertinya mas Tejo tidak bertahan dengan keadaan ini. Mas Tejo memutuskan untuk menceraikan saja. Ustadz Usman tidak bisa menghalangi keputusan mas Tejo yang sudah membulat.

Akhirnya mas Tejo menceraikan istrinya. Jelas mas Tejo sosok yang masih mmuda, untuk mencari penggantinya yang lebih baik itu sangat luas. Tak mengapa istri tampang jelek asal perilaku dengan suaminya benar-benar tulus. Mas Tejo bertekat mencari pekerjaan yang lebih layak dan mendapatkan penghasilan lebih. Mas Tejo merasa menjadi tukang ojol ini belum bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari untuk dirinya dan keluarga nantinya.

Tamaat.........

Keterangan: nama dan tempat itu merupakan samara dan cerita ini adalah fiksi. Jika ada kejadian yang serupa dengan cerita di atas, itu merupakan kebetulan saja. Penulis menceritakan ini berdasarkan pengamatan dan sumber-sumber berita. Penulis ingin mencoba membuat cerita yang menarik untuk para pembaca. terima kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun