Semua orang di rumah kakek nenek yang juga ikut melihat keadaan saya setelah kecelakaan menyarankan tangan saya dipijat oleh tukang urut setempat. Â Tukang urut yang dipercaya dapat mengatasi dan mendeteksi luka kecekakaan.Â
Setelah bapak saya sampai saran si penabrak disetujui bapak saya. Hanya mengrluarkan uang 50 ribu, si penabrk  meminta tukang urut memijat tangan kiri saya yang masih sangat sakit. Â
Lagi-lagi saya hanya bisa pasrah, menangis, menjerit, dan memegang tangan bapak saya untuk menahan sakit pijatan tukang urut tadi. Tukang urut dengan sangat percaya diri mengatakan bahwa saya baik-baik saja, keadaan tangan saya baik-baik saja, hanya ada dua tulang yang disposisi saja. Lalu saya merasakan tulang saya bergerak di dalam daging pundak saya. Rasanya itu sangat sakit dan sangat nyeri.
Semua orang di sana akhirnya tenang dengan pernyataan si tukang urut mengenai kondisi saya. Â Satu persatu orang pulang ke rumahnya termasuk si penabrak.Â
Sebelum pulang tukang urut meminta si penabrak membeli banyak obat untuk saya. Dan setelah dibeli pun tidak ada yang memberikannya kepada saya. Â
Malam datang sangat lambat, begitu pun reaksi sakit yang lambat namun pasti menyelimuti kekujur badan saya. Rumah kakek nenek di kaki gunung, jadi udara malam di sana memang sangat dingin.Â
Dengan kondisi tulang yang luka serta setiap kali bergerak saya merasakan tulang pundak saya bergerak-gerak menusuk-nusuk daging saya.Â
Semalaman saya menahan linu yang sangat hebat dan nyeri disekujur tulang saya. Dinginnya keadaan membuat tulang saya semakin sakit dan linu, akhitnya malam panjang saya lewati tanpa terpejam.Â
Keesokan harinya saya kekeh meminta untuk melakukan pemerikaaan di rumah sakit terutama ronsen tulang saya. Namun si penabrak selalu menolak dan tidak mau bertanggung jawab atas biaya rumah sakit walaupun hanya sekedar ronsen.
Sampai-sampai saya yakinkan bapak saya kalau saya memiliki sedikit tabungan di ATM untuk sekedar ronsen cukup membayarkannya. Si penabrak sampai membawa perangkat desa untuk bertemu bapak saya, dia sangat ketakutan  jikalau dimintai pertanggung jawaban.
Akhirnya si penabrak mau mengantarkan saya ke RS bersama bapak saya dengan biaya patungan 50:50. Setelah ronsen jika ada tindakan apapun si penabrak tidak mau tanggung jawab lagi, itulah yang ia katakan.Â