Mohon tunggu...
TINEZIA EKA NUR JANAH
TINEZIA EKA NUR JANAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - SISWA MAN 1 JEMBER

SEJARAH

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Majapahit, Sejarah dan Legenda Kerajaan Hindu Budha Terbesar di Nusantara

19 Oktober 2024   21:14 Diperbarui: 19 Oktober 2024   21:18 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kerajaan Majapahit, yang didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293 M, muncul setelah runtuhnya Kerajaan Singasari akibat pemberontakan yang dipimpin oleh Jayakatwang, Adipati Kediri. Raden Wijaya, sebagai menantu Kertanegara, raja terakhir Singasari, terpaksa melarikan diri ketika serangan Jayakatwang terjadi. Dalam pelarian, ia mendapatkan dukungan dari Arya Wiraraja, Adipati Madura, yang memberikan akses bagi Raden Wijaya untuk mengumpulkan kekuatan dan merencanakan strategi melawan musuhnya.

Dengan bantuan pasukan Mongol yang dikirim oleh Kubilai Khan, Raden Wijaya berhasil mengalahkan Jayakatwang. Kesempatan ini dimanfaatkan untuk mendirikan kerajaan baru di Trowulan, Jawa Timur. Nama "Majapahit" diambil dari buah maja yang tumbuh di daerah tersebut. Buah ini dikenal dengan rasa pahitnya, yang secara simbolis merepresentasikan pengalaman pahit yang dilalui Raden Wijaya selama proses pendirian kerajaannya.

Pada tanggal 10 November 1293, Raden Wijaya resmi dinobatkan sebagai raja pertama Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Tanggal ini kemudian diakui sebagai hari lahir Kerajaan Majapahit. Selama masa pemerintahannya, Raden Wijaya menghadapi berbagai tantangan, termasuk pemberontakan dari sejumlah orang kepercayaannya. Meskipun demikian, ia berhasil mempertahankan kekuasaan dan membangun fondasi yang kuat untuk kerajaannya, menjadikan Majapahit sebagai salah satu kerajaan terbesar di Nusantara yang dikenal dengan kejayaan budaya dan politiknya.

Masa Kejayaan.

Puncak kejayaan Kerajaan Majapahit terjadi pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, yang memerintah dari tahun 1350 hingga 1389 M. Di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk, kerajaan ini mencapai kemajuan yang luar biasa, didukung oleh patih yang sangat berpengaruh, Gajah Mada. Gajah Mada, seorang patih yang ambisius dan berbakat, memiliki cita-cita yang besar untuk menyatukan Nusantara di bawah satu atap. Ia dikenal dengan kebijaksanaannya dalam memimpin serta strateginya dalam melakukan ekspansi wilayah.

Salah satu momen penting dalam sejarah Majapahit adalah Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Gajah Mada. Dalam sumpah tersebut, ia berjanji untuk tidak menikmati santapan hingga berhasil menaklukkan seluruh Nusantara. Janji ini mencerminkan tekad dan semangat Gajah Mada untuk membawa Majapahit menjadi kekuatan yang dominan di wilayah tersebut. Sumpah Palapa ini juga menjadi pendorong bagi seluruh rakyat Majapahit untuk bersatu dalam menghadapi tantangan dan memperluas wilayah kerajaan.

Di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk dan Gajah Mada, Majapahit berhasil menguasai banyak daerah, termasuk Bali, Sumatra, dan sebagian Kalimantan. Ekspansi ini tidak hanya memperluas wilayah kekuasaan, tetapi juga memperkaya kebudayaan dan perdagangan di Majapahit. Kerajaan ini menjadi pusat perdagangan yang ramai, menjalin hubungan dengan berbagai bangsa, dan memperkenalkan kebudayaan serta nilai-nilai yang mendalam.

Kehidupan Masyarakat.

Majapahit sangat dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha, yang menjadi landasan budaya dan spiritual mereka. Agama ini tercermin dalam arsitektur megah yang dibangun pada masa itu, dengan candi-candi seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan sebagai bukti kemegahan serta pengaruh religius yang mendalam. Candi Borobudur, yang terkenal dengan relief dan stupa-stupanya, mencerminkan ajaran Buddha, sementara Candi Prambanan menggambarkan keagungan agama Hindu.

Majapahit juga dikenal sebagai pusat perdagangan yang ramai. Letak geografisnya yang strategis menjadikannya jalur penting bagi perdagangan rempah-rempah, hasil bumi, dan berbagai produk lainnya. Pedagang dari berbagai bangsa, termasuk Tiongkok, India, dan Arab, datang untuk melakukan transaksi di pelabuhan-pelabuhan Majapahit. Perdagangan ini tidak hanya membawa kekayaan bagi kerajaan tetapi juga memperkaya budaya masyarakat dengan pertukaran ide, teknologi, dan tradisi.

Kehidupan sehari-hari masyarakat Majapahit dipenuhi dengan aktivitas yang mencerminkan kekayaan budaya dan ekonomi mereka. Mereka mengandalkan pertanian sebagai sumber utama kehidupan, dengan padi sebagai tanaman pokok. Selain itu, kerajinan tangan seperti batik, anyaman, dan perhiasan juga menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.

Kehidupan sosial di Majapahit didominasi oleh sistem kasta, yang mempengaruhi peran dan status individu dalam masyarakat. Di puncak piramida sosial terdapat raja dan keluarga kerajaan, diikuti oleh para bangsawan, pedagang, dan petani. Masyarakat Majapahit memiliki tradisi seni yang kaya, dengan berbagai bentuk seni pertunjukan, seperti wayang kulit dan tari, yang sering dipertunjukkan dalam upacara keagamaan maupun perayaan.

Masa Keruntuhan.

Setelah mengalami masa kejayaan yang luar biasa, Kerajaan Majapahit mulai mengalami kemunduran pada abad ke-15 M. Beberapa faktor yang menyebabkan keruntuhan kerajaan besar ini termasuk perebutan kekuasaan di dalam istana, pemberontakan di daerah-daerah, serta pengaruh dari luar, seperti datangnya penjajahan dari bangsa Eropa.

Perebutan kekuasaan di kalangan bangsawan kerajaan sering kali memicu konflik internal yang melemahkan stabilitas pemerintahan. Pemberontakan dari daerah-daerah yang merasa terpinggirkan juga semakin memperburuk keadaan. Daerah-daerah seperti Bali dan Sumatra mulai berusaha untuk memisahkan diri dari kekuasaan Majapahit, yang menyebabkan terjadinya perpecahan wilayah. Selain itu, kemunculan kerajaan-kerajaan Islam di Pulau Jawa, seperti Demak, menjadi ancaman serius bagi Majapahit, Demak memanfaatkan situasi ketidakstabilan di Majapahit untuk melakukan ekspansi.

Legenda-Legenda Majapahit.

Majapahit dikenal tidak hanya karena sejarahnya yang kaya, tetapi juga karena berbagai legenda yang mengelilinginya. Berikut adalah beberapa contoh legenda terkenal yang mencerminkan budaya dan nilai-nilai masyarakat Majapahit.

  1. Legenda Roro Jonggrang
    Roro Jonggrang adalah seorang putri yang sangat cantik dan cerdas. Ketika Bandung Bondowoso, seorang pangeran yang jatuh cinta padanya, melamar untuk menikah, Roro Jonggrang menolak. Untuk menghindari pernikahan yang tidak diinginkannya, ia meminta Bandung Bondowoso untuk membangun seribu candi dalam waktu semalam. Meskipun pangeran itu hampir berhasil, Roro Jonggrang menggunakan akalnya untuk menggagalkan usaha tersebut. Dia meminta para wanita di desa untuk menggiling padi, menciptakan suara seperti suara fajar. Mendengar suara tersebut, Bandung Bondowoso menyangka hari telah pagi dan berakhirnya waktu untuk menyelesaikan candi. Sebagai hukuman, Roro Jonggrang dikutuk menjadi candi, yang diyakini menjadi Candi Prambanan, simbol dari pengorbanan dan cinta yang tidak terbalaskan.

  2. Legenda Loro Jonggrang dan Panji
    Legenda ini menceritakan cinta yang tragis antara seorang putri, Loro Jonggrang, dan seorang pangeran bernama Panji. Dalam cerita ini, Panji harus menghadapi berbagai rintangan dan tantangan untuk mendapatkan cintanya. Kisah cinta mereka yang penuh liku-liku mencerminkan nilai-nilai cinta sejati, pengorbanan, dan keberanian. Kisah ini menunjukkan betapa cinta yang tulus dapat mengatasi berbagai rintangan, meskipun berakhir dengan kesedihan.

  3. Legenda Sangkuriang
    Meskipun lebih terkenal di wilayah Jawa Barat, legenda Sangkuriang juga berhubungan dengan warisan budaya Majapahit. Dalam kisah ini, Sangkuriang, seorang pemuda, jatuh cinta pada Dayang Sumbi, yang ternyata adalah ibunya. Ketika mengetahui hubungan mereka, Dayang Sumbi berusaha menghindari pernikahan dengan mengajukan tantangan kepada Sangkuriang untuk membuat sebuah danau dalam semalam. Sangkuriang yang hampir berhasil, gagal setelah Dayang Sumbi menipu dan menciptakan keributan yang menyebabkan Sangkuriang marah dan menendang perahu yang ia buat, yang kemudian menjadi Gunung Tangkuban Perahu.

  4. Legenda Joko Tarub
    Legenda ini bercerita tentang Joko Tarub, seorang pemuda yang jatuh cinta pada seorang bidadari bernama Nawang Wulan. Joko Tarub mencuri selendang Nawang Wulan saat ia mandi di sebuah danau, sehingga bidadari itu tidak bisa kembali ke kahyangan. Keduanya akhirnya menikah dan memiliki anak. Namun, ketika Nawang Wulan mengetahui selendangnya hilang, dia harus memilih antara cinta dan tanggung jawabnya sebagai bidadari. Legenda ini mengajarkan tentang cinta, pengorbanan, dan konsekuensi dari tindakan yang diambil.

Legenda-legenda ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur yang dianut oleh masyarakat Majapahit. Mereka mencerminkan pentingnya kejujuran, keberanian, dan pengorbanan dalam hubungan antarmanusia. Melalui cerita-cerita ini, masyarakat Majapahit mengajarkan generasi berikutnya tentang etika dan moralitas yang menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Warisan legenda-legenda ini masih hidup hingga kini dan menjadi bagian integral dari budaya Indonesia, memperkaya khazanah sastra dan seni yang terus berkembang.

Warisan Kerajaan Majapahit.

Warisan Kerajaan Majapahit sangatlah beragam dan mencakup berbagai aspek, mulai dari karya sastra, arsitektur, hingga nilai-nilai sosial yang berpengaruh hingga kini. Salah satu warisan yang paling terkenal adalah Kitab Negarakertagama, sebuah naskah yang ditulis oleh Mpu Prapanca, yang menggambarkan sejarah dan kebudayaan Majapahit serta pemandangan alam Nusantara pada abad ke-14. Selain itu, Kitab Sutasoma juga merupakan karya sastra penting yang mengandung ajaran toleransi dan kebhinnekaan, menegaskan pentingnya persatuan dalam keberagaman.

Candi-candi megah seperti Candi Penataran, Candi Tikus, dan Candi Bajang Ratu menjadi bukti nyata dari kemajuan arsitektur dan keagamaan masyarakat Majapahit. Candi-candi ini tidak hanya memiliki nilai sejarah tetapi juga menggambarkan estetika dan keindahan yang terinspirasi oleh ajaran Hindu-Buddha. Prasasti Prapancasarapura juga merupakan bukti penting dari sistem pemerintahan dan perundang-undangan yang berlaku di Majapahit, menunjukkan bahwa kerajaan ini memiliki struktur sosial yang terorganisir dan berfungsi.

Selain karya seni dan bangunan megah, warisan Majapahit juga mencakup sistem pemerintahan yang terstruktur dan nilai-nilai luhur yang mengajarkan pentingnya gotong royong, toleransi, dan semangat kebangsaan. Nilai-nilai ini tetap relevan dalam konteks Indonesia modern, menjadi landasan bagi persatuan dan kesatuan bangsa yang multikultural. Dengan demikian, warisan Majapahit bukan hanya sebuah pengingat akan kejayaan masa lalu, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam membangun masyarakat yang harmonis dan berbudaya.

Kesimpulan.

Kerajaan Majapahit, yang didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293, merupakan salah satu kerajaan terbesar di Nusantara dengan warisan yang kaya. Dari awal pendirian hingga masa kejayaannya di bawah pemerintahan Hayam Wuruk dan Gajah Mada, Majapahit berhasil menyatukan berbagai daerah dan menciptakan stabilitas politik yang mendukung kemajuan budaya dan ekonomi. Pengaruh agama Hindu-Buddha sangat terasa dalam kehidupan masyarakat, tercermin dari arsitektur megah candi-candi serta sistem pemerintahan yang terorganisir.

Masyarakat Majapahit hidup dalam sebuah tatanan sosial yang kompleks, di mana nilai-nilai seperti gotong royong dan toleransi menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Keberhasilan dalam perdagangan internasional menjadikan Majapahit sebagai pusat pertukaran budaya yang memperkaya warisan nenek moyang. Namun, kemunduran Majapahit pada abad ke-15 disebabkan oleh konflik internal dan ancaman dari luar, seperti munculnya kerajaan-kerajaan Islam.

Legenda-legenda yang beredar di sekitar Majapahit tidak hanya menggambarkan sejarahnya tetapi juga nilai-nilai moral dan etika yang diajarkan kepada generasi berikutnya. Warisan yang ditinggalkan oleh Majapahit, baik dalam bentuk karya sastra, arsitektur, maupun nilai sosial, tetap relevan hingga saat ini. Sebagai salah satu fondasi dari kebudayaan Indonesia, Majapahit memberikan inspirasi bagi bangsa yang multikultural dalam membangun persatuan dan kesatuan, sekaligus menghargai keragaman yang ada. Dengan demikian, Majapahit tidak hanya menjadi simbol kejayaan masa lalu, tetapi juga sebuah pengingat akan pentingnya warisan budaya dalam membangun identitas bangsa.

Daftar Pustaka.

Dardjowidjojo, S. (2011). Majapahit dalam Lintasan Sejarah. Malang: Bayumedia Publishing.

Hadi, S. (2015). Cerita Rakyat dan Legenda di Indonesia. Yogyakarta: Narasi.

Mulyadi, M. (2007). Warisan Budaya Majapahit. Yogyakarta: Media Pressindo.

Mulyana, S. (2007). Majapahit: Sejarah dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Poerbatjaraka, T. (2008). Kumpulan Legenda Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ricklefs, M. C. (2008). A History of Modern Indonesia since c. 1200. Stanford University Press.

Sari, R. (2012). Legenda dan Cerita Rakyat Nusantara. Jakarta: Gramedia.

Sigit, S. (2012). Candi-Candi Majapahit dan Keberagaman Budaya. Jakarta: Pustaka Obor Indonesia.

Slametmuljana. (1976). Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Soekmono, R. (2006). Sejarah Majapahit. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sutrisno, B. (2010). Kerajaan Majapahit: Cita dan Cita-cita. Surabaya: Narasi.

Winata, D. (2013). Cerita Rakyat Majapahit dan Nilai-Nilai Budayanya. Yogyakarta: LKiS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun