Mohon tunggu...
Tina Yulistania
Tina Yulistania Mohon Tunggu... Guru Biologi -

Guru Biologi di MAN Insan Cendekia Serpong

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah Islam Berasrama (Islamic Boarding School)

22 Januari 2016   17:16 Diperbarui: 24 Januari 2016   00:37 1291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter (character education)  dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, hilangnya kejujuran, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter.

Menurut Lickona dalam Haryanto (2012), karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakanbahwa karakter yang baik didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan.

Pendidikan  karakter  di  Indonesia sebenarnya  sudah diterapkan sejak   lama.   Berbagai   upaya   ditempuh   oleh   pihak   sekolah   guna menerapkan  pendidikan  karakter.  Salah  satu upayanya  dengan  menerapkan sistem Boarding school . Pendidikan dengan sistem  Boarding School  ini diharapkan efektif untuk  mendidik  kecerdasan,  ketrampilan,  pembangunan   karakter  dan penanaman  nilai-nilai  moral  peserta  didik,  sehingga   anak  didik  lebih memiliki  kepribadian  yang  utuh  dan  khas.  Dalam  kegiatan  kurikuler, kokurikuler,  ekstrakurikuler,  baik  di  sekolah,  asrama  dan  lingkungan masyarakat  yang  dipantau  oleh  guru-guru  selama  24  jam.  Kesesuaian sistem boarding-nya,    terletak    pada    semua    aktivitas    siswa    yang telah diprogramkan,  diatur  dan  dijadwalkan  dengan  jelas. Sementara  aturan kelembagaannya sarat dengan muatan nilai-nilai moral (Khamdiyah, 2013). Sistem boarding school juga menekankan pada pendidikan kemandirian. Aplikasi pembelajaran lebih mudah dilaksanakan. Selain itu, metodologi pendidikan karakter berupa keteladanan dan pengajaran akan lebih terarah dan efektif . Implementasi pendidikan karakter tidak hanya berlangsung di asrama saja, namun juga terjadi sinkronisasi antara pendidikan di asrama dan kegiatan di sekolah.

Sekolah islam berasrama atau Islamic Boarding School  merupakan trend baru  sistem pendidikan islam di Indonesia. Sistem pendidikan ini menganut sistem kehidupan dan tata nilai dalam pesantren yang sangat kental dengan nilai-nilai agama, ketat dan eksklusif. Dengan sistem pendidikan ini diharapkan bisa meminimalisisr hal-hal yang akan merusak akhlak dan perilaku siswa. Dalam Islamic boarding school tidak hanya dikembangkan tata nilai dalam kepesantrenan tapi juga di terapkan sistem pendidikan yang outputnya diharapkan memiliki keunggulan dalam bidang akademis, sekaligus mampu menunjukan perilaku yang baik. Oleh karena itu banyak masyarakat yang menaruh minat pada system pendidikan di Islamic Boarding School ini (Iskandar : 2008). Sekolah semacam ini diharapkan bukan hanya mampu menghasilkan out-put dengan kualitas akademis yang optimum saja, melainkan pembentukan karakter siswanya yang patut dibanggakan.

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Serpong merupakan salah satu lembaga pendidikan di bawah binaan Kementerian Agama RI yang menerapkan sistem asrama di sekolahnya. Diharapkan dengan sistem ini dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam keimanan dan ketakwaan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupan masyarakat. Sebuah impian mulia yang harus kita wujudkan bersama-sama, agar tercipta kader-kader pemimpin bangsa di masa depan yang cerdas, kreatif, berakhlak mulia, dan memiliki integritas demi kemajuan dan kejayaan Indonesia Raya.

Sesuai dengan visi dan misi yang ingin di capai oleh MAN Insan Cendekia Serpong, khususnya dalam rangka intensifikasi pembinaan keimanan dan ketaqwaan serta ketertiban kehidupan diasrama, maka pengelola telah mengangkat enam guru bina asrama yang berperan sebagai fasilitator,konselor dan pendidik. Untuk mengkoordinasi kegiatan pembinaan tersebut, kepala madrasah mengangkat  satu orang wakil kepala madrasah bidang keasramaan dan pembinaan iman dan taqwa.

Program yang dilaksanakan di MAN Insan Cendekia dalam pembinaan karakter diarahkan pada upaya memunculkan kesadaran, partisipasi dan tanggung jawab. Yang tidak boleh dilupakan adalah siswa-siswi yang ada dalam pendidikan di MAN Insan Cendekia serpong adalah siswa-siswi yang memiliki potensial akademik baik dengan kecerdasan di atas rata-rata, oleh karena itu harus dipadukan tiga kecerdasan; intelegensi, emosi dan spiritual. Dengan begitu semua program pembinaan imtaq untuk  membentuk karakter yang baik tidak lepas dari orientasi di atas. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dibuatlah program kegiatan sebegai berikut:

1. Shalat fardu 5 waktu secara berjamaah

Seluruh siswa diwajibkan untuk melaksanakan sholat fardhu lima waktu secara berjamaah di masjid yang dilanjutkan membaca wirid dan doa setelah sholat shubuh dan magrib. Untuk guru dan karyawan yang tinggal di dalam lingkungan asrama menemani siswa pada saat sholat fardu berjamaah.

2. Shalat Tahajjud berjamaah

Shalat tahajjud merupakan salah satu cara untuk bisa menggugah dan membangun spiritualitas siswa guna meningkatkan kejernihan hati, kecintaan dan ketakwaan terhadap Allah SWT. Oleh karena itu siswa dianjurkan untuk melaksanakannya pada beberapa malam, minimal satu kali dalam seminggu.

3. Mengucapkan salam

Untuk memperkuat rasa persaudaraan dan kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan asrama dan sekolah , maka diwajibkan kepada seluruh siswa, guru dan karyawan untuk membiasakan diri mengucapkan salam jika bertemu satu dengan yang lain.

4. Akhlakul karimah

Akhlakul karimah merupakan cara hidup siswa-siswi dan civitas akademi lainnya yang menunjukan perilaku yang baik. Dalam pemberlakuan akhlak yang mulia ini, para siswa diawasi dengan menggunakan reward dan punishment. Selain itu dalam sistem pendidikan kepada para siswa dipakai juga metode keteladanan dari para guru. Dalam akhlakul karimah ini ditanamkan kepada siswa bagaimana berperilaku kepada guru, berperilaku kepada sesama teman dan berperilku kepada masyarakat di lingkungan sekolah.

5. Tausyah/Ceramah

Program ini merupakan wahana strategis untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan juga mengembangkan sisi kepercayaan diri siswa. Siswa diberi kebebasan seluas-luasnya untuk memilih dan menentukan tema yang akan disampaikan atau topic-topik yang berkembang di masyarakat. Biasanya tausyiah ini dijadwalkan secara bergiliran pada waktu setelah sholat dzuhur selama 10 menit. Tausyah ini disampaikan dengan menggunakan bahasa asing, siswa dapat memilih antara bahasa arab atau bahasa inggris.

6. Pembinaan Kedisiplinan

Pembinaan kedisiplinan di sekolah berasrama merupakan bagian yang sangat penting. Karakter akan tumbuh baik jika siswa mampu menumbuhkan sikap disiplin pada dirinya. Untuk mengontrol kedisiplinan ini dibuatlah alat yang berguna sebagai kontrol yang disebut dengan tata tertib. Tanpa ada aturan tata tertib yang baik, siswa akan berbuat semaunya sendiri, tidak menghargai aturan dan akhirnya akan merusak tatanan sekolah. Tata tertib di MAN Insan cendekia serpong  ini mencakup tata tertib di sekolah dan kehidupan di asrama .

Supaya pembinaan kedisiplinan ini berjalan dengan semestinya, maka kepala madrasah mengangkat beberapa guru dan karyawan sebagai “Tim Tata Tertib” atau dikenal dengan sebutan tim tatib. Tim tatib ini bertugas untuk membina, mengontrol dan menegakkan kedisiplinan di kalangan siswa-siswi  MAN Insan Cendekia Serpong. Jika ada kasus pelanggaran maka tim inilah yang akan melakukan identifikasi, analisis dan penganganan kasus pelanggaran tersebut.

7. Pembinaan Kejujuran

Pembinaan karakter kejujuran disekolah bisa ditumbuhkembangkan salah satunya melalui proses ujian sekolah. Siswa tidak dibenarkan mencontek saat ujian.  Pembinaan kejujuran ini merupakan hal yang sangat serius ditangani di MAN insan cendekia serpong, dengan pembinaan karakter ini diharapkan menjadi budaya tidak mencontek selama ujian dalam kondisi apapun. Jadi pada awal pendidikan di MAN insan cendekia serpong siswa sudah di pahamkan akan pentingnya kejujuran, dan ini juga didukung oleh bantuan kakak kelasnya untuk menyampaikan bahwa di sekolah ini memiliki budaya tidak mencontek. Saat ulangan tidak ada yang mengawasi menjadi pemandangan yang biasa terlihat di sekolah ini, walaupun tidak ada guru yang mengawas, siswa tidak akan berani untu mencontek, karena kesadaran ini dimunculkan dari dalam diri siswa itu sendiri. Walaupun pada awalnya perlu usaha serius untuk membiasakan karakter jujur tersebut.

8. Pembinaan kesadaran berbagi dengan lingkungan sekitar.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan maka diadakan kegiatan-kegiatan yang bisa menumbuhkan kesadaran berbagi dan kepedulian terhadap lingkungan, diantaranya adalah “sekolah ahad” dalam kegiatan ini anak-anak kecil usia TK-SD yang tinggal di sekitar lingkungan sekolah diundang untuk datang kemudian siswa-siswi MAN Insan cendekia Serpong akan memberikan atau membagi ilmunya, misalnya mengaji, berbahasa, dan pengetahuan lainnya dengan metode penyampaian yang bervariasi. Terkadang siswa sekolah ahad tersebut sesekali diajak untuk rekreasi sambil belajar ke tempat lain seperti taman kota,

Beberapa poin diatas merupakan sebagian bentuk pendidikan karakter di MAN insan cendekia serpong. Untuk bisa mewujudkan pembinaan tersebut diperlukan pola pembinaan yaitu meliputi peneladanan, kesadaran, pembiasaan, penegakan hukum akibat, dan pola pembinaan yang memandirikan siswa. Semoga pembinaan  yang diterapkan di MAN insan Cendekia Serpong bisa menjadi salah satu bentuk pendidikan karakter yang bisa membentuk kader-kader pemimpin bangsa di masa depan yang cerdas, kreatif, berakhlak mulia, dan memiliki integritas dan semoga pembinaan ini bisa dijadikan contoh dan diterapkan di sekolah lain.

 (Ditulis oleh Tina Yulistania, Mahasiswa S2 Pendidikan Biologi UNJ)

Sumber Rujukan :

Khamdiyah.2013. Skripsi : Sistem Boarding School dalam Pendidikan Karakter siswa kelas VII MTS Nurul Ummah Kotagede Jogjakarta. UIN Sunan Kalijaga : Tidak dipublikasikan

Haryanto.2012.Pengertian Pendidikan Karakter dalam http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-karakter/.

Iskandar,Iis.2008. Sistem Pembinaan Akhlak Siswa di Islamic Boarding School.UMJ:tidak dipublikasikan

Profil MAN Insan Cendekia Serpong dalam www.ic.sch.id.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun