Mohon tunggu...
Timtim Files
Timtim Files Mohon Tunggu... Guru - Fokus Timtim "Si Anak Emas" Orde Baru

Timtim Files adalah WNI yang sedang belajar dan berbagi kisah sejarah dan masa lalu Timor Timur (Timor Leste)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Integrasionis: dari ex-Timtim untuk Indonesia

2 Maret 2023   15:04 Diperbarui: 3 Maret 2023   10:51 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengantar

Memperbincangkan Timor Timur (Timor Leste) seringkali memantik memory indah juga amarah. Oleh karenanya, tidak mengagetkan jika hal ikhwal mantan propinsi termuda jaman Orde Baru Suharto itu “diperdendangkan”, maka dapat dengan segera mengundang polemik, perdebatan, dan sejenisnya.

Barangkali diantara para pembaca budiman, mengira tulisan ini adalah kisah seperti itu, atau membayangkan jajaran kesedihan atas nasib pengungsi “sang mantan penduduk propinsi Timor Timur yang memilih Indonesia saat Jajak Pendapat (ex-Timtim) “ dan masih bermukin di tapal batas negeri. Tentu secara teknis tidak, kali ini saya ingin mengajak untuk melihat gerakan dari para keturuanan pejuang ex-Timtim yang masih menyisakan (baca: melestarikan) kecintaannya kepada Indonesia.

Sebuah sikap yang membuat saya geleng-geleng kepala saking kagumnya dengan mereka. Bagaimana tidak ?, mereka meninggalkan harta benda dan menyabung nyawa khususnya di tahun 1999 hanya untuk tetap setia hidup sebagai seorang Indonesia dalam lingkar wilayah NKRI. 

Dalam waktu bersamaan bahkan hingga kini, pemerintah Timor Leste (RDTL) membuka lebar-lebar pintu bagi ex-Timtim diperbatasan untuk kembali ke tanah kelahiran mereka: Timor

Mereka bisa memilih untuk hidup ditanah kelahirannya itu, tapi….mereka tetap memilih menjadi WNI hidup sebegitu adanya hingga kini.  Pekikan verbal dan tulisan kecintaan mereka terhadap Indonesia masih abadi. “Merah Putih sampai mati!”, nada demikian sudah saya sering nikmati dari mereka.

Sejak orang tua mereka mendeklarasikan bergabung (integrasi) dengan Indonesia, selain nada pekik diatas, kata integrasi menjadi sesuatu yang terpatri didalam diri, menjadi jati diri. Mereka mengidentifikasikan dirinya sebagai integrasionis. Salah satu diantara mereka menguraikan seperti apakah integrasionis itu.

Pengertian

Integrasionis adalah julukan bagi setiap individu pro Integrasi Timor Timur yang memegang teguh prinsip keutuhan wilayah Indonesia. 

Integrasionis tidak hanya menganggap Indonesia sebagai sekadar sebuah negara, tetapi juga sebagai sebuah bangsa yang besar dengan keanekaragaman budaya dan kearifan lokal yang kaya. Integrasionis juga bisa diartikan sebagai sebuah paham yang diusung oleh orang-orang yang terpanggil untuk memperjuangkan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Paham Integrasionis mengusung semangat cinta tanah air dan kebangsaan, serta berjuang untuk menjaga keutuhan wilayah sebagai simbol dari kekuatan dan kebesaran Indonesia sebagai sebuah bangsa. Setiap orang Indonesia yang memandang keutuhan wilayah sebagai sebuah prioritas utama dalam menjaga keberlangsungan negara dapat juga dilabeli sebagai seorang Integrasionis.

Semboyan

Integrasionis mengusung semboyan "Amor Patriae Nostra Lex" yang merupakan frasa dalam bahasa latin yang berarti Cinta Tanah Air Adalah Hukum Kita. 

Semboyan ini menunjukkan pentingnya cinta tanah air dan kesetiaan terhadap negara sebagai nilai yang mendasar dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil oleh setiap warga negara. 

Semboyan ini juga menekankan bahwa menjaga keutuhan wilayah Indonesia harus dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku. Dalam frasa "Amor Patriae Nostra Lex", kata "lex" yang berarti hukum, menunjukkan pentingnya menjunjung tinggi hukum dalam menjaga keutuhan wilayah Indonesia.

Karakter Integrasionis

Seorang Integrasionis harus memiliki beberapa kepribadian dan jiwa yang kuat, antara lain:

Cinta Tanah Air yang Tinggi

Seorang Integrasionis harus memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi dan mempertahankan keutuhan wilayah Indonesia sebagai suatu kehormatan dan tanggung jawab. Mereka harus memiliki kesadaran bahwa keutuhan NKRI adalah harga mati yang harus dijaga dan dipertahankan.

Kesetiaan Terhadap Negara

Seorang Integrasionis harus setia kepada negara dan siap untuk mengorbankan diri demi menjaga keutuhan wilayah Indonesia. Mereka harus memiliki komitmen yang kuat untuk mempertahankan negara dan menjunjung tinggi kehormatan serta martabat bangsa Indonesia.

Semangat Patriotisme yang Kuat

Seorang Integrasionis harus memiliki semangat patriotisme yang kuat dan memiliki tekad untuk berjuang mempertahankan keutuhan wilayah Indonesia. Mereka harus siap untuk berjuang dengan segala cara yang diperbolehkan oleh hukum untuk melawan segala bentuk ancaman terhadap keutuhan wilayah Indonesia.

Kepemimpinan yang Baik

Seorang Integrasionis harus memiliki kepemimpinan yang baik dalam memimpin dan memotivasi rekan-rekannya untuk terus berjuang dalam mempertahankan keutuhan wilayah Indonesia. Mereka harus mampu mengambil keputusan yang tepat dan berani dalam menghadapi setiap tantangan dan rintangan dalam menjaga keutuhan wilayah Indonesia.

Ketaatan pada Hukum

Seorang Integrasionis harus memiliki ketaatan pada hukum dan menghormati segala peraturan yang berlaku dalam menjaga keutuhan wilayah Indonesia. Mereka harus menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia dalam menjaga keutuhan wilayah Indonesia.

Dengan kepribadian dan jiwa yang kuat seperti di atas, seorang Integrasionis yang terpanggil oleh sejarah di dalam upaya tetap mempertahankan keutuhan NKRI dapat menjadi panutan dan motivator bagi rekan-rekannya dalam memperjuangkan keutuhan wilayah Indonesia.

Penutup

Melihat uraian tentang integrasionis ini, bagi saya sudah barang tentu bukan sekedar untaian kata-kata semata dan hanya dimiliki ex-Timtim, akan tetapi pada dasarnya menjadi isu relevan-terkini bagi Indonesia. Penyenderaan warga asing yang belum usai oleh gerakan separtis di Papua jangan dianggap sebelah mata. Negeri ini tidak ingin lagi wilayahnya tercabik-cabik hingga terpisah!. 

Pengalaman perginya Timtim tahun 1999 menjadi pelajaran berarti dan mahal bagi kita semua sebagai anak bangsa dan negara !. Kenyataan bahwa rakyat Indonesia ada yang lebih cinta luar negeri, juga adanya gerakan ingin memisahkan diri dari NKRI (sparatisme), maka integrasionis sebagai sebuah gerakan sudah seyogyanya dikhalayakkan seantero negeri ini.

Bagaimana menurut pembaca budiman ?.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun