Mohon tunggu...
Tim PKM RSH UNS 2022
Tim PKM RSH UNS 2022 Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa/Peneliti

Kami merupakan tim peneliti PKM RSH dari UNS

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Menangani Temper Tantrum Anak Autis dengan Pelukan

25 September 2022   21:49 Diperbarui: 25 September 2022   21:52 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehingga, yang terjadi adalah kinerja jantung meningkat, pembuluh darah menyempit, detak jantung lebih cepat, sehingga jantung lebih cepat berdebar. Hal ini yang membuat badan menjadi kaku, menjerit, memukul, menendang, melempar, berteriak, menghentak-hentakkan kaki, menangis, mendekati diri, menjauh, dan menurunkan tubuh (Wigati, 2013).

Ketika anak autis mulai tantrum, baik orang tua, pengasuh, guru, atau pun terapis dapat memberikan pelukan dan usapan kepada mereka. Pelukan yang diperoleh dari orang tua, guru, atau pengasuh anak autis memberikan efek rasa nyaman. 

Dengan pelukan yang diperoleh, anak autis akan merasa disayangi dan dipenuhi kebutuhan afeksinya, sehingga merangsang produksi hormon oksitosin dan membuat hormon kortisol menurun. Hal ini akan menimbulkan perasaan tenang pada individu (Nurlina, 2019).

Ketika saat berdiri dan dipeluk masih belum dapat mengatasi temper tantrum secara sepenuhnya, orang tua, pengasuh, guru, atau terapis yang menangani dapat mengarahkan anak tersebut untuk berada pada posisi duduk atau tidur. 

Anak autis yang temper tantrum kemudian didudukkan bahkan diposisikan tidur, yang mana posisi tubuh lebih rendah dari posisi berdiri dan dipeluk, kolom orthostatic menurun, gradien tekanan menurun, sehingga heart rate mulai normal. 

Hal tersebut sehingga lebih menurunkan temper tantrum pada anak autis. Menurut Herawati (dalam Lestari et al., 2021), menangani temper tantrum dapat dilakukan dengan berusaha tenang, mengidentifikasi temper tantrum, membantu anak menyatakan keinginannya, memberikan alternatif penyelesaian, dan memberikan pelukan cinta.

Selanjutnya, pelukan dapat menurunkan temper tantrum anak autis. Ketika anak autis diberikan pelukan, anak akan melepaskan hormon oksitosin sehingga anak autis akan berangsur tenang. Pengaturan posisi tubuh duduk dan berbaring memberikan penurunan kolom orthostatic sehingga tekanan darah semakin menurun. Hal ini terjadi ketika pengaturan posisi tubuh diberikan kepada anak autis yang mengalami temper tantrum.

Meski demikian, yang perlu ditekankan, diperhatikan, dan dijadikan catatan adalah dalam menangani anak autis yang temper tantrum, anak juga perlu dijauhkan dari tugas. Temper tantrum cenderung konstan terjadi ketika anak terpacu dengan tugas yang diberikan. 

Ketika tugas dijauhkan dan pelukan serta pengaturan posisi duduk dan berbaring diberikan, maka respons dari anak menjadi lebih tenang, tantrum berkurang, dan berangsur hilang. 

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian bahwa tuntutan tugas akan menjadi sumber stres siswa. Akhirnya, tugas tersebut dimaknai sebagai hal negatif yang harus dihadapi sehingga menimbulkan situasi yang menekan (Mahmudah, H., et al., 2019)

Dari sini kita bisa simpulkan, memang hadits yang Rasulullah SAW sampaikan memang benar adanya. MasyaaAllah Tabaarakallah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun