Tentu bukan berarti Tuhan Yesus toleransi dengan dosa, karena Tuhan Yesus juga berpesan kepada perempuan itu, "Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang (Yohanes 8:11)." Tuhan hanya ingin mengingatkan orang Farisi, agar jangan hanya melihat dan memperbesar kesalahan orang lain. Tetapi, lihatlah kesalahan diri sendiri juga besar, tetapi orang lain tidak mempermasalahkannya.
Mengapa kita seringkali membesarkan kesalahan orang lain? Tahukah anda, yang menentukan orang berdosa atau tidak, adalah Tuhan. Tugas kita adalah bertobat dan mengampuni orang lain.Â
Maka melalui kesempatan ini, kita tidak perlu melihat dan menilai, apalagi menuntut orang lain untuk bertobat. Masalah mereka bertobat atau tidak itu urusan mereka dengan Tuhan.Â
Tanyakanlah pada diri sendiri? Apakah masalah yang terjadi pada kita saat ini yaitu pandemi ini, merupakan cara Tuhan untuk menegur kita yang sudah berdosa? Mengapa di zaman saya, saya mengalami Pandemi ini? Mengapa bukan zaman sebelum saya lahir, atau zaman setelah saya pergi baru terjadi Pandemi? Mengapa pas di zaman saya? Berarti Tuhan sedang ingin berbicara kepada saya melalui Pandemi ini. Apakah saya selama ini sudah hidup sesuai kehendak Tuhan? Apakah saya sudah bekerja sesuai kehendak Tuhan? Apakah saya sudah memakai waktu sesuai dengan kehendak Tuhan? Apakah saya sudah memakai uang sesuai dengan kehendak Tuhan? Selidikilah hati kita masing-masing. Â Kita tidak perlu lagi melihat orang lain. Jika kita hanya melihat orang lain, saat mereka bertobat, mereka yang diampuni. Sedangkan kita yang dihukum oleh Tuhan karena kita belum bertobat. Maka jangan bertanya, mengapa mereka tidak bertobat? Karena yang sebenarnya yang harus bertobat bukan mereka, tetapi kita sendiri. Amin.
Salam Kasih
Ev. Timotius Cong
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H