Jika kita tidak bertobat mereka juga tidak bertobat. Mengapa bisa begitu? Karena kita seringkali mengukur orang lain dari diri sendiri. Kita berpikir kita tidak bertobat, kemudian kita anggap orang lain tidak bertobat.Â
Padahal mungkin saja, Â mereka sudah bertobat saat berada sendiri di dalam kamar. Mungkin pada suatu malam yang kita tidak tahu, hatinya menjadi takut dan tersentuh oleh Firman Tuhan, membuat dia peka terhadap dosa, Akhirnya, dia menanggis di hadapan Tuhan dan bertobat.
Lalu berjanji untuk hidup lebih baik lagi. Jika masih diberikan kesempatan untuk hidup. Itulah yang Tuhan maksudkan, seringkali kita melihat balok di mata orang lain, kita anggap, dosa mereka sebesar balok. Maka kita menghakimi mereka, menuduh mereka tidak bertobat. Padahal itu, balok dosa kita sendiri, tetapi kita kira balok dosa orang lain.
Bagaimana agar kita tidak menuntut orang lain bertobat tetapi agar kita yang bisa bertobat pada masa ini ?
1. Sebelum meminta orang lain bertobat, terlebih dahulu bersihkan dosa kita. Maka kita akan melihat bahwa bukan orang lain yang tidak bersih tetapi kita yang tidak bersih.
Satu kali ada seorang istri berkata kepada suaminya, "suamiku coba lihat tetangga sebelah, pakaian mereka yang dijemur kotor sekali. Padahal sudah dicuci. Cucinya tidak bersih. Memang, tetangga kita itu orangnya jorok." Suaminya menanggapi dengan biasa saja.Â
Lalu hari kedua, istrinya itu juga berkata lagi kepada suaminya untuk hal yang sama. Memberitahu dia bahwa cucian tetangga tidak bersih, dan menuduhnya jorok.Â
Setelah beberapa hari istrinya mengatakan hal yang sama tentang cucian tetangganya yang kotor. Suaminya mulai penasaran dan mencari tahu. Pada saat dia melihat keluar, ternyata cucian tetangganya itu bersih sekali.Â
Mengapa istrinya bisa melihat bahwa cucian tetangga mereka kotor? Ternyata, karena kaca jendela mereka yang kotor. Jadi tidak heran, setiap kali istrinya melihat pakaian tetangga yang dijemur melalui jendela kotor tersebut, pakaian tetangga terlihat kotor.
Itulah yang sering terjadi kepada kita, kita sering menilai orang buruk, berdosa dan tidak mau bertobat. Padahal jangan-jangan bukan mereka yang berdosa, tetapi kita yang berdosa dan buruk.
Kita tidak sadar yang sedang kita lihat adalah dosa dan keburukan kita, tetapi kita kira punya orang lain. Kita sering melihat kelakuan buruk orang lain, kita anggap hal itu kelakuan orang lain. Padahal itu adalah kelakuan kita yang buruk.Â