Terakhir, rasionalisasi (rationalization) yang muncul karena pelaku ingin mencari pembenaran atas perbuatannya seperti pelaku beralasan bahwa ingin membahagiakan keluarga dan orang-orang yang dicintainya. Pelaku merasa berhak mendapatkan sesuatu yang lebih (Gaji, promosi, dan jabatan).
Kedua, Fraud Diamond yang dikemukakan oleh Wolfe dan Hemerson pada tahun 2004.Â
Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori Fraud Triangle yang memiliki tiga elemen, maka Fraud Diamond ditambah satu elemen yang mempengaruhi kecurangan laporan keuangan yaitu kemampuan (capability). Wolfe dan Hemerson menyatakan bahwa capability sebagai salah satu faktor yang melatar belakangi terjadinya kecurangan. Posisi, kecerdasan, ego, tipu daya dan stres merupakan elemen yang mendukung Kemampuan (capability).Â
Kemudian, mereka berpendapat bahwa tidak semua orang yang memiliki tekanan, peluang, dan rasionalisasi dapat melakukan kecurangan tanpa adanya kemampuan untuk menyembunyikannya.
Ketiga, Fraud Pentagon yang dikemukakan oleh Crowe Horwath pada tahun 2011.Â
Teori ini merupakan pengembangan dari Fraud Triangle yang dikemukakan oleh Cressey pada tahun 1953, dengan menambahkan dua elemen yang memiliki pengaruh pada kecurangan laporan keuangan yaitu kompetensi (Competence) dan Arogansi (Arrogance) sehingga menjadi lima elemen dalam Fraud Pentagon.Â
Kompetensi merupakan kemampuan karyawan dalam mengabaikan kontrol internal, mampu membuat strategi penyembunyian, dan mampu mengontrol situasi sosial untuk memperoleh keuntungan pribadi.Â
Sedangkan arogansi (arrogance) merupakan sikap yang mendemonstrasikan superioritas, dan kurangnya kesadaran yang disebabkan oleh keserakahan dan pemikiran bahwa pengawasan internal perusahaan tidak berlaku bagi mereka. Menurut Crowe, (2011) menyatakan bahwa terdapat lima elemen arogansi dari perspektif CEO yaitu:Â
1) adanya ego yang lebih besar, di mana CEO masih dipandang sebagai seorang selebriti daripada pengusaha,Â
2) mereka mampu melewati pengawasan internal tanpa tertangkap,Â
3) mereka bersikap menekan,Â