5. Mengurangi beban utangÂ
6. Mengurangi risiko pengangguran
Namun, dalam konteks struktur dan lanskap ekonomi Indonesia yang dinamis, kebijakan ini kerap terbentur oleh kelemahan struktural seperti rendahnya efek berganda dari kebijakan fiskal. Indonesia, yang selama ini mengandalkan belanja pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, seringkali tidak mampu memastikan bahwa stimulus fiskal dapat diterjemahkan menjadi dorongan signifikan bagi dunia usaha. Selain itu, kebijakan fiskal Indonesia sering tidak sensitif terhadap dinamika bisnis. Misalnya, alokasi anggaran yang kurang tepat sasaran dan lambatnya implementasi kebijakan membuat efek dorongan terhadap sektor usaha menjadi terbatas. Hal ini menciptakan tantangan tambahan di tengah kondisi global yang tidak stabil.
Fluktuasi Harga Minyak dan Proyeksi Pasar
Fluktuasi harga minyak dunia menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi perekonomian Indonesia, khususnya pada sektor energi dan nilai tukar. Berdasarkan proyeksi dari U.S. Energy Information Administration (EIA), harga minyak mentah Brent pada tahun 2025 diperkirakan rata-rata mencapai $74 per barel, turun 8% dibandingkan dengan rata-rata tahun 2024. Penurunan ini akan berlanjut hingga 2026, dengan estimasi rata-rata $66 per barel, turun 11% dari 2025.
Pasokan minyak global juga diproyeksikan meningkat pada tahun 2025, dengan pertumbuhan sebesar 1,8 juta barel per hari, mencapai 104,7 juta barel per hari, dibandingkan peningkatan sebesar 660 ribu barel per hari pada tahun 2024. Produksi dari negara-negara non-OPEC+ diperkirakan akan meningkat sebesar 1,5 juta barel per hari pada tahun 2024 dan 2025, mencapai masing-masing 53,1 juta barel per hari dan 54,6 juta barel per hari.
Meskipun harga minyak mentah Brent diperkirakan menurun, Indonesia tetap menghadapi tantangan besar karena kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) yang tinggi selama bulan Ramadhan pada Maret-April 2025. Lonjakan aktivitas masyarakat dan konsumsi energi akan meningkatkan permintaan impor minyak mentah, yang pada gilirannya menambah tekanan terhadap nilai tukar rupiah.
Dampak Kebijakan Penurunan Suku Bunga terhadap Bisnis
Penurunan suku bunga biasanya memberikan dorongan bagi dunia usaha melalui biaya kredit yang lebih rendah. Namun, dalam situasi saat ini, manfaat tersebut belum dirasakan secara signifikan karena beberapa faktor berikut:
Pelemahan Rupiah dengan nilai tukar rupiah yang terus melemah akibat meningkatnya kebutuhan impor minyak, banyak pelaku usaha menghadapi tantangan berat. Biaya produksi yang bergantung pada bahan baku impor melonjak, sehingga margin keuntungan menurun.
Ketidakpastian Ekonomi Global dan fluktuasi harga minyak menciptakan ketidakpastian bagi investor. Meskipun suku bunga rendah dapat merangsang investasi, risiko nilai tukar yang tidak stabil membuat banyak pelaku usaha menahan ekspansi.