Mohon tunggu...
Timotius Apriyanto
Timotius Apriyanto Mohon Tunggu... Konsultan - OPINI | ANALISA | Kebijakan Publik | Energi | Ekonomi | Politik | Hukum | Pendidikan

Penulis adalah pengamat ekonomi politik, reformasi birokrasi, dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Peta Jalan Pendidikan di Indonesia dalam Pusaran Disrupsi Global

30 Oktober 2024   06:55 Diperbarui: 31 Oktober 2024   04:02 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi desain by copilot | dokpri)

Capaian PISA 2022 menunjukkan bahwa Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Skor PISA Indonesia di bidang matematika (366), membaca (359), dan sains (383) mengalami penurunan dibandingkan 2018, menempatkan Indonesia di posisi yang tidak menguntungkan. 

Sebagai perbandingan, Singapura selalu berada di peringkat teratas, Vietnam terus menunjukkan peningkatan, sementara Malaysia dan Thailand masih unggul dibanding Indonesia.

Selain itu, Global Knowledge Index 2023 memperlihatkan posisi Indonesia yang lebih rendah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, terutama dalam hal inovasi dan pendidikan tinggi. 

Singapura dan Vietnam terus memimpin, sementara Malaysia dan Thailand memperlihatkan peningkatan yang stabil. Hal ini menggarisbawahi perlunya reformasi mendalam dalam sistem pendidikan Indonesia untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara tetangga.

Analisis Capaian dan Rekomendasi

Ketimpangan akses pendidikan yang terus terjadi, rendahnya capaian PISA, dan peringkat Global Knowledge Index yang kurang menggembirakan menuntut adanya reformasi menyeluruh dalam sistem pendidikan Indonesia. 

Urbanisasi dan perubahan demografi menuntut pembangunan infrastruktur pendidikan yang lebih baik di daerah terpencil, sementara kemajuan teknologi harus dimanfaatkan untuk memastikan pendidikan digital dapat diakses oleh seluruh siswa.

Selain itu, ajaran Ki Hajar Dewantara perlu dihidupkan kembali untuk membentuk generasi yang memiliki integritas moral dan kemampuan intelektual yang kuat. Reformasi kurikulum berbasis Taksonomi Bloom akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan keterampilan berpikir kritis yang dibutuhkan untuk bersaing di era globalisasi.

Tantangan global yang dihadapi Indonesia dalam bidang pendidikan memerlukan tindakan nyata untuk memastikan akses pendidikan berkualitas yang merata bagi seluruh anak bangsa. 

Meskipun peluang dari kemajuan teknologi dan perubahan demografi dapat dimanfaatkan, ketimpangan yang masih terjadi harus segera diatasi melalui perencanaan pendidikan yang komprehensif. 

Reformasi kurikulum, penguatan infrastruktur, serta penghidupan kembali ajaran luhur Ki Hajar Dewantara akan menjadi langkah penting dalam mewujudkan pendidikan yang mampu bersaing di kancah global, namun tetap berakar pada identitas nasional. (TA)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun