Mohon tunggu...
Timotius Apriyanto
Timotius Apriyanto Mohon Tunggu... Konsultan - OPINI | ANALISA | Kebijakan Publik | Energi | Ekonomi | Politik | Hukum | Pendidikan

Penulis adalah pengamat ekonomi politik, reformasi birokrasi, dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Peta Jalan Pendidikan di Indonesia dalam Pusaran Disrupsi Global

30 Oktober 2024   06:55 Diperbarui: 31 Oktober 2024   04:02 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi desain by copilot | dokpri)

Pendidikan di Indonesia harus mampu menyesuaikan diri dengan tren ini melalui peningkatan keterampilan digital dan adaptasi terhadap teknologi. Kurikulum perlu lebih adaptif agar peserta didik siap menghadapi era pekerjaan baru.

Teknologi digital telah mempermudah akses terhadap pendidikan, namun pemanfaatannya di Indonesia masih belum optimal, terutama di daerah terpencil. Sebanyak 27.650 satuan pendidikan belum memiliki akses internet. Ini menunjukkan bahwa teknologi belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat, sehingga memerlukan perhatian serius dari pemerintah.

Dampak Perubahan Iklim

Perubahan iklim yang mengancam keberlanjutan sumber daya alam dunia juga berdampak pada pendidikan. Kurikulum harus memasukkan isu keberlanjutan dan adaptasi terhadap perubahan iklim agar generasi mendatang lebih siap menghadapi tantangan global terkait lingkungan. Pendidikan lingkungan yang efektif dapat menjadi modal penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Ketidakpastian Geopolitik Global

Ketidakpastian geopolitik global, seperti ketegangan antarnegara dan krisis migrasi, dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan berdampak langsung pada anggaran pendidikan. Selain itu, disrupsi rantai pasokan global dapat mempengaruhi ketersediaan bahan-bahan pendidikan, terutama di wilayah terpencil. Pendidikan di Indonesia harus bersiap menghadapi dinamika global ini, termasuk menguatkan literasi global siswa.

2. Reaktualisasi Ajaran Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara mengajarkan bahwa pendidikan harus membebaskan manusia, baik dari sisi intelektual maupun moral. Ajaran ini sangat relevan dengan tantangan pendidikan modern yang semakin kompleks. 

Konsep "ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani" mengajarkan keseimbangan antara pendidikan yang dipimpin dengan memberikan contoh (teladan), membimbing di tengah-tengah masyarakat, dan mendorong dari belakang agar siswa mandiri dalam proses belajar. 

Filosofi ini menjadi pondasi yang kuat bagi pendidikan Indonesia untuk tidak hanya mengejar ketertinggalan secara akademis, tetapi juga membangun karakter dan moral siswa dalam menghadapi tantangan global.

3. Relevansi Taksonomi Bloom untuk Pendidikan Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun