Taksonomi Bloom adalah model klasifikasi tujuan pendidikan yang mencakup enam tingkat kognitif: menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Di Indonesia, penerapan taksonomi ini masih terbatas pada tingkat yang lebih rendah, seperti menghafal dan memahami.Â
Padahal, kemampuan berpikir kritis, analisis, dan kreativitas sangat diperlukan untuk menghadapi dunia yang terus berubah.Â
Untuk itu, reformasi kurikulum berbasis Taksonomi Bloom perlu menjadi prioritas, dengan fokus pada pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang esensial untuk menciptakan inovasi dan solusi bagi masalah-masalah global.
4. Akselerasi Perbaikan Akses Pendidikan BerkualitasÂ
Akses dan Partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Rendahnya partisipasi pendidikan anak usia dini (PAUD) di Indonesia, di mana 64,79% anak kelas 1 SD/MI/SDLB tidak pernah mengikuti PAUD, menunjukkan masih adanya masalah mendasar dalam sistem pendidikan. Selain itu, 29.830 desa/kelurahan belum memiliki satuan PAUD, yang memperlihatkan ketimpangan akses pendidikan di tingkat paling dasar.Â
Peningkatan APK (Angka Partisipasi Kasar) pada level PAUD sangat penting untuk membentuk fondasi pendidikan yang lebih kuat di masa depan.
Pemanfaatan Bantuan Pendidikan dan Infrastruktur
Meski pemerintah telah mengalokasikan bantuan pendidikan untuk meningkatkan APK pada tingkat menengah (SMA/SMK), pemanfaatannya belum optimal. Sebanyak 34,82% dari penduduk termiskin masih belum tersentuh bantuan secara efektif.Â
Selain itu, kurangnya akses internet dan listrik di banyak sekolah di Indonesia menjadi salah satu hambatan besar dalam mewujudkan pendidikan berkualitas yang merata.
5. Akselerasi Perbaikan Capaian PISA 2022 dan Global Knowledge Index 2023