Mohon tunggu...
Timotius Apriyanto
Timotius Apriyanto Mohon Tunggu... Konsultan - OPINI | ANALISA | Kebijakan Publik | Energi | Ekonomi | Politik | Hukum | Pendidikan

Penulis adalah pengamat ekonomi politik, reformasi birokrasi, dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

BRICS, Ekonomi Indonesia, dan Gerakan Dedolarisasi

26 Oktober 2024   11:02 Diperbarui: 26 Oktober 2024   11:14 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Stabilitas Makroekonomi

Kebijakan moneter yang stabil diperlukan agar Indonesia mampu menarik investor. Stabilitas nilai tukar rupiah dan inflasi rendah akan meningkatkan kepercayaan pasar.

2. Diversifikasi Cadangan Devisa

Cadangan devisa Indonesia perlu ditingkatkan dalam mata uang alternatif, terutama yuan, sebagai bentuk mitigasi risiko nilai tukar dolar.

3. Perluasan LCS dan Integrasi Ekonomi ASEAN

Indonesia perlu memperluas penggunaan skema LCS dengan negara-negara BRICS dan ASEAN. Dedolarisasi melalui LCS ini dapat mengurangi ketergantungan pada dolar dalam perdagangan regional.

4. Penguatan Infrastruktur Keuangan

Infrastruktur pembayaran internasional yang mendukung transaksi berbasis rupiah perlu diperkuat. Hal ini memerlukan kolaborasi dengan bank sentral negara-negara mitra dan investasi teknologi.

Gerakan dedolarisasi yang dipelopori oleh BRICS membuka peluang untuk menciptakan tatanan ekonomi global yang lebih adil dan inklusif. Bagi Indonesia, dedolarisasi merupakan peluang untuk meningkatkan kedaulatan ekonomi. Namun, dedolarisasi harus dilakukan secara hati-hati dan bertahap dengan memperhatikan stabilitas makroekonomi dan kerja sama internasional.

Dedolarisasi tidak hanya tentang mengurangi ketergantungan pada dolar, tetapi juga menciptakan stabilitas ekonomi yang lebih berkelanjutan. Melalui strategi yang matang, dedolarisasi bisa menjadi tonggak penting bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan memperkuat posisi dalam peta ekonomi internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun