1. Stabilitas Makroekonomi
Kebijakan moneter yang stabil diperlukan agar Indonesia mampu menarik investor. Stabilitas nilai tukar rupiah dan inflasi rendah akan meningkatkan kepercayaan pasar.
2. Diversifikasi Cadangan Devisa
Cadangan devisa Indonesia perlu ditingkatkan dalam mata uang alternatif, terutama yuan, sebagai bentuk mitigasi risiko nilai tukar dolar.
3. Perluasan LCS dan Integrasi Ekonomi ASEAN
Indonesia perlu memperluas penggunaan skema LCS dengan negara-negara BRICS dan ASEAN. Dedolarisasi melalui LCS ini dapat mengurangi ketergantungan pada dolar dalam perdagangan regional.
4. Penguatan Infrastruktur Keuangan
Infrastruktur pembayaran internasional yang mendukung transaksi berbasis rupiah perlu diperkuat. Hal ini memerlukan kolaborasi dengan bank sentral negara-negara mitra dan investasi teknologi.
Gerakan dedolarisasi yang dipelopori oleh BRICS membuka peluang untuk menciptakan tatanan ekonomi global yang lebih adil dan inklusif. Bagi Indonesia, dedolarisasi merupakan peluang untuk meningkatkan kedaulatan ekonomi. Namun, dedolarisasi harus dilakukan secara hati-hati dan bertahap dengan memperhatikan stabilitas makroekonomi dan kerja sama internasional.
Dedolarisasi tidak hanya tentang mengurangi ketergantungan pada dolar, tetapi juga menciptakan stabilitas ekonomi yang lebih berkelanjutan. Melalui strategi yang matang, dedolarisasi bisa menjadi tonggak penting bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan memperkuat posisi dalam peta ekonomi internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H